Langsung ke konten utama

kiri,,, kanan .. maju!


Yeahh... hidup gue emang nggak jauh dari yang judulnya ‘malu-maluin’. Gue nggak tau apa yang salah dalam garis tangan gue. Perasaan gue selalu cuci tangan bersih pake abu gosok ( masih jaman gini make abu?) pakai tanah tujuh kali, berbagai macam air sumur udah gue hadapi, tapi tetap aja garis tangan gue kayak gitu mulu, nggak ada perubahan yang membanggakan.

Kita sebut ajalah, beberapa hari yang lewat. Atau pada suatu hari yang lewat, ataulebih yahutnya pada masa purbakala dahulu, ketika dinosaurus masih imut-imutnya, ketika monyet masih menjadi model pada masa itu, wahhh... jauh kali ya..

Pada suatu masa aja deh,
Gue berencana melakukan suatu aktifitas yang berguna bagi masa depan gue yang cerah... alaaaaahh! Kebanyakan gaya.
Gue hari ini minjem motor temen, panggil aja Weni. Gue ada perlu ke kantor DPRD Sumbar, mau ngurusin kelanjutan hidup dan masa depan gue tentunya.

Nah, tuh motor di parkir di parkiran fakultas, ( yaiyalah! Masak parkir di Mushola?) kan nggak lucu juga pas orang mau ajan ada yang nyahutin pake’ opp kiri,, kiri,, dikit lagi, eitt kanan. Yah pas!

Sebetulnya nih, gue itu baru bisa bawa yang namanya motor, itupun belajarnya cuman beberapa hari. Dan dengan blagunya gue sering minjam motor anak lokal untuk memuaskan hasrat penasaran gue bawa motor.

Saat udah di parkiran, gue melirik sana-sini, mengaktifkan GPS ( eleehh! Sok kebangetan!) manjat pohon, berlari-lari kecil keliling Unand ( kurang kerjaan banget!) dan barulah ketemu dengan motor yang jadi sasaran gue.

Alamat baik, motor itu terjepit diantara motor yang parkir disana. Dan sangat malas sekali permisaaaa...
Gue paling males ngeluarin motor dalam kondisi gini mah, alasanya gue harus mutar motor dulu ke lapangan kecil yang ada di depan parkiran.
Dari pada muter bagus gue geser di tempat aja. Males muter ke lapangan.

Gue nyalain motor, lalu gue mundur, belokin stang motor, lalu maju, mundur lagi, belokin stang, maju, mundur.....
Disaaat sedang enak-enaknya melakukan pekerjaan terbodoh ini, gue melihat dari radius 15 meter ada seorang dosen berjalan menuju parkiran, beliau siapa ya namanya...
Aduhhh..
Lupa gue, itulah permisa... gue paling susah menghafal yang namanya nama orang (*eh?)  tapi gue sering menyebutnya dengan nama Pak YA Sudahlah..
kenap? Karena beliau sering mengatakan,’’ sudah.. sudah.. jangan anda paksakan,’’ lalu diiringi tertawa kecil dengan intonasi jelas dan nada yang lambat.
Kita sering mendengar beliau berkata seperti itu ketika beliau melemparkan segelintir granat dan bom ke arah kita.
Eh kagak ding! Pertanyaan.
Yaaaaa elo tau aja bagaimana tingkah mahasiswa yang baru tingkat satu, duduk, diem, ngeliatin dosen, diam, otak atik henpon,dan saling ejek. Jika ada pertanyaan semua akan nunduk, ketika dosen bertanya itu sama kayak denger dosen bilang ‘’ mengheningkan cipta!’’
Mahasiwa yang wajah borosan, gaya tante-tante kejembret angkot, gaya anak labil angkatan 95 nggak akan dikenali ketika suasana seperti ini, kita ’mengheningkan cipta’ dan dalam hati diiringi dengan doa ‘’JANGAN GUE PAK! JANGAN GUE!’’

Beberapa menit berselang, nggak ada jawaban, beliau akan ngomong,’’ sudah.. su..dah.. jangan paksakan, sudahh.. su....daaah.(kok gagu ya kesannya?) tahun depan masih ada, mungkin ananda bisa jawab tahun depan,’’ katanya sambil tertawa dengan nada lambat tapi berirama ( nggak akan bisa lo bayangin!) mendengar itu mah, kita semua langsung buka buku, bolak-balik catatan dan saling tanya supaya nggak ngulang tahun depan.
Penyiksaan yang luar biasa!

Kkembali lagi kecerita.....
Gue bisa tebak, kayaknya beliau baru selesai mengajar. Lalu gue beri senyuman dan menyapa ‘’ pak,’’ Lalu beliau tertawa ‘’ hahahahah! Anda pasti tidak lulus SIM ini,’’ teriaknya sambil tertawa keras-keras dan terus berjalan ke arah gue.

‘’hehehe. Saya tidak ada SIM pak,’’ jawab gue sambil tertawa.
‘’hahaha! Anda pasti buat SIM tembak ini, nggak lulus Sim anda nih,’’
‘’saya nggak ada SIM pak, heheh!’’
‘’pasti andaSIM tembak ini ya..hahahah’’ dengan tawa yang udah gue jelasin di atas tadi.
‘’saya nggak ada SIM pak, hehehe’’ gue ngulang perkataan yang sama lagi, sambil terus muter, maju, muter majuin motor.
‘’ah,, bukan seperti itu ananda, hidupkan mesin dulu, maju ke lapangan e depan itu,’’ katanya lagi sambil mengarahkan tangan ke lapangan. Aduh! Kalau itu mah dari tadi udah dalam pikiran gue pak, kata gue dalam hati.

Dari pada gue jadi bahan plototan mata orang, gue pun mengikuti perkataan dosen tadi. Mesin gue hidupin, maju ke lapangan dan.....
‘’ya ya ya.. bagus! Nah, mundur lagi, iya iya, maju maju lagi,’’ kata bapak lagi.
Gue merasa orang paling bodoh ketika dengar itu, kalau gitu doank gue nggak perlupakai instruksi seperti ini, tapi gue Cuma jawab’’ iya pak, iya,’’

‘’ya.. ya.. maju lagi,’’
‘’ya pak,’’
Nah, ke depan sedikit lagi, iya.. maju,’’
‘’iya pak,’’
‘’nah... pintar ananda. Jurusan apa?’’ tanyannya lagi
‘’heheheh. Sastra Indonesia Pak,’’ jawab gue sambil nyengir, malu.
Coba lo di posisi gue, lo dipandu ama dosen buat ngeluarin motor dari parkiran. Nggak itu aja, nggak sedikit mahasiswa yang kebetulan lewat dekat sana, mereka nyengir, dan gue yakin dalam hati mereka bilang,’’ ih, badannya aja yang gede ya, otaknya seupil!’’ lalu mereka tertawa dan sebagian senyum-senyum ke gue.
Aght!
‘’ya ya ya. Anda pasti tidak lulus SIM ini, ha ha ha,’’
‘’saya nggak punya SIM pak,’’ gue mengulangi lagi pernyataan yang sama, lagidan lagi.
‘’ha..ha..ha.. kalau anda tes SIM dengan saya mah, anda tidak akan lulus,’’ katanya lgi sambil tertawa kayak orang gagu tapi teratur ha..ha..ha...
‘’heheheh. Saya tidak ada SIM pak, ini motor teman saya,’’
‘’ya sudah.. sudah... nanti sayaakan cari anda lagi,’’ ha .. ha.. ha...

Gue Cuma nyengir dan bilang dalam hati gue ,’’ ya tuhaaaaaaaannnnnnnn. Salah gue apa? ?!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

Jelong-jelong ke Dua di Cebu, Filipina

Fort San Pedro di Cebu, Filipina Memasuki hari ke dua di Cebu, Filipina. Kegiatan kita hari adalah berkunjung ke sebuah pabrik olahan buah tropis bernama Profood International Corporation. Perusahaan ini memiliki tur bagi wisatawan yang penasaran dengan cara kerja perusahaan yang bergerak dalam pengeringan buah ini. Siapapun yang ingin datang bisa saja dan harus booking seminggu sebelum kedatangan. Tepat jam 5 gue bangun berkat alarm roomate gue, Riska yang membahana. Dengan tubuh pegal warbiasah gue mandi, shalat dan bersiap untuk sarapan di restoran hotel. Kita berangkatlah dengan minibus menuju Mango Factory ini. Sesampai disana kita langsung di ajak keliling mengintip tempat produksi. "No camera guys!" Yah, pada kali ini kita harus menggunakan mata dan telinga langsung. Perusahaan memiliki kebijakan untuk wisatawan agar tidak mengambil gambar di kawasan produksi. Supaya nggk di intip sama saingan kali ya? Kita masuk ke dalam ruang produksi. Gue meli...

segitiga ituu....*mikirr

Suka duka jadi anak kos itu pasti adalah ya,  dimana kadang kala kita harus makan nasi putih aja, nggak mandi kuliah karena lampu mati *otomatis air juga ikutan mati, makan bareng dan sebagainya. Sebagai anak kos yang baru berumur setampuk pinang, yaa sekitar 8 bulan kurang lah, gue mengalami berbagai hal yang bisa jadi pernah dialami oleh cewek kos lainnya. Awal-awal masuk ke dalam kos-kosan gue cukup terkejut karena gue harus ngurus semua hal sendiri, mulai soal makan, nyuci baju semua hal pokoknya sampai masalah uang. Gue merupakan mahasiswa yang hadir karena beasiswa, soo Indonesia teerimakasih telah membiayai gue. Ehh, ngelantur kemana ini. Di kosan gue ada beberapa kamar mandi dan satu lahan buat ngejemur baju. Dimana berbagai hal menyangkut urusan cewek terjemur disana, mulai dari luar sampai dalam *silahkan dicerdasi yaaaa Di daerah kamar mandi, ini gue berikan sedikit gambaran. Ada dua kamar khusus untuk mandi, dan 2 kamar khusus BAB. Nah kamar-kamar in...