Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

persoalan lampu *edisi anak kos

Kalau jadi anak kos itu kita harus sabaran ya, nggak boleh rebutan dan harus saling mengerti satu sama lain. Terutama dalam pemakaian listrik. Tau kan? Cewek itu sangat ribeet beet beettt.... *kecuali gue! Gue orang yang simpel, mandi Cuma 3 gayung, segayung awal dan 2 gayung setelah sabun. Karena gue mikir, kasihan anak cucu gue ke depan nanti kekurangan air buat mandi, ya sudah... gue hematin dah sekarang. Begitu juga dalam urusan ber-bedak atau prepare mau kuliah. Make baju kaus, ayunkan kemeja, make jilbab. Sheet..... sheet... 5 menit siap. Gue heran, kenapa kaum gue selalu lama dalam soal mandi dan berbedak-bedak  * bahasa apalah ini? Ada istilah eye liner dalam dunia perempuan, dimana itu di pakai di kelopak mata bagian atas, dan itupun gue juga baru tau sekarang ada barang kayak gitu. Banyak sekali istilah kosmetik di dalam dunia perempuan *para pria setengah matang pun protes. Ya! Serius! Dan itu membuat kantong sobekk! Gue sering pergi nemenin

segitiga ituu....*mikirr

Suka duka jadi anak kos itu pasti adalah ya,  dimana kadang kala kita harus makan nasi putih aja, nggak mandi kuliah karena lampu mati *otomatis air juga ikutan mati, makan bareng dan sebagainya. Sebagai anak kos yang baru berumur setampuk pinang, yaa sekitar 8 bulan kurang lah, gue mengalami berbagai hal yang bisa jadi pernah dialami oleh cewek kos lainnya. Awal-awal masuk ke dalam kos-kosan gue cukup terkejut karena gue harus ngurus semua hal sendiri, mulai soal makan, nyuci baju semua hal pokoknya sampai masalah uang. Gue merupakan mahasiswa yang hadir karena beasiswa, soo Indonesia teerimakasih telah membiayai gue. Ehh, ngelantur kemana ini. Di kosan gue ada beberapa kamar mandi dan satu lahan buat ngejemur baju. Dimana berbagai hal menyangkut urusan cewek terjemur disana, mulai dari luar sampai dalam *silahkan dicerdasi yaaaa Di daerah kamar mandi, ini gue berikan sedikit gambaran. Ada dua kamar khusus untuk mandi, dan 2 kamar khusus BAB. Nah kamar-kamar ini sa

Jhombloche

Berbicara soal jomblo... Aduh, kenapa selalu ini dan ini yang gue bahas! Sebagai orang yang menderita penyakit Jhombloche , yang sampai sekarang tidak ditemukan obatnya, kita harus bertahan dengan waktu sisa hidup kita yang tersisa *alaahhh.. Ya betul! Kita harus bertahan melihat para mantan ganti-ganti segala profilnya dengan foto mesra dengan sang pacar, temen kita begitu juga. Sudah tau kita ini jomlo, dengan sengaja kampretnya mereka nyodorin foto mereka yang sedang mesraan di atas gunung kek, di tepi laut kek, di cafe kek. *kita? Gue aja kaleeeeee.... Dan lagi, jika naksir orang gue selalu apes. Nggak ada pernah selesai. Kasusnya cuman dua, kalau bukan gue yang nolak, yaa gue yang ditolak. *apalagi cooba? Kalau dikategorikan, gue bisa dkatakan orang yang telat buat yang namanya ‘puber’ dalam kontek suka lawan jenis yaa... Kalau gue bandingkan dengan adek2 gue yang berada di kampung sono, mereka lebih cepat kenal kata ‘suka’ dan itu mereka masih kelas 5 D,

Jomblo Keren

Sudah lama sekali gue nggak ngapel di dalam dunia gue sendiri, kangen gila! Baiklah, kali ini gue teringat pada suatu kisah, yaitu kisah tentang suatu kehidupan anak manusia (sudah pasti!gue inginnya cerita binatang. Karena gue nggak ngerti bahasa binatang, ya sudah manusia saja) Gue mau nanya, lo pernah nggak mikir dunia ini lucu?imut? Kita keluar dulu lah dari kontek kita jomblo, karena kita para jomblo pasti akan jawab ’’ dunia ini kejam men! Nggak ada jodoh gue!’’ ‘’jodoh gue kagak lahir-lahir!’’ ‘’dunia terlalu kejam untuk hati gue!’’ ‘’jodoh ku! Dimana kamu?’’ Gue serius, disini gue nggak ada maksud nyindir orang yang ada di lingkungan gue. Tapi, gue sendiri yang mengalami dan merasakan. Berbicara soal kesendirian, telah lebih dari  dari 10.000 jam (baca : 1 tahun lebih) gue nggak ada lagi membuka hati, karena ini dan itu. Nah, karena itulah kerjaan gue dengan beberapa orang lain yang sangat beruntung mengalami nasib yang sama dengan gue, selalu membic

nomaden = move on

Ada orang yang mengatakan cinta itu bisa mengubah segalanya, mulai dari penampilan sampai pada isi dompet. Heheheh. Kagak! Bercanda ding. Gue nggak habis pikir dengan istilah MOVE ON. Kalau diterjemahkan itu artinya : Move = pindah On = hidup Jadi PINDAH HIDUP. Kata guru SD gue dulu, kalau bahasa Inggris itu bahasanya dibalik , ok gue balik HIDUP PINDAH. loh? Kenapa nggak pakai istilah nomaden aja? Apa bedanya? Kan sama-sama berpindah -pindah tempat (baca : hati) Setelah di survey, rata-rata orang yang dilingkungan gue merupakan orang yang sangat gampang dalam soal ini, MOVE ON. Kita panggil saja dia kambing, yap! Gue berteman dengan kambing dari awal kuliah, kita ketemu tat kala dia sedang natapin rumput yang lagi dipotong sama CS Kampus gue, dan dengan penuh simpati gue menghampirinya dan berkata ‘’sabar bro. Rumput tetangga memang lebih hijau’’ Kami pun berpelukan, dan cerita berakhir. Selamat malam. *gariiiing gariiing Kambing selama gue berken