Langsung ke konten utama

Jhombloche

Berbicara soal jomblo...
Aduh, kenapa selalu ini dan ini yang gue bahas!

Sebagai orang yang menderita penyakit Jhombloche, yang sampai sekarang tidak ditemukan obatnya, kita harus bertahan dengan waktu sisa hidup kita yang tersisa *alaahhh..

Ya betul! Kita harus bertahan melihat para mantan ganti-ganti segala profilnya dengan foto mesra dengan sang pacar, temen kita begitu juga. Sudah tau kita ini jomlo, dengan sengaja kampretnya mereka nyodorin foto mereka yang sedang mesraan di atas gunung kek, di tepi laut kek, di cafe kek.
*kita? Gue aja kaleeeeee....

Dan lagi, jika naksir orang gue selalu apes. Nggak ada pernah selesai. Kasusnya cuman dua, kalau bukan gue yang nolak, yaa gue yang ditolak.
*apalagi cooba?

Kalau dikategorikan, gue bisa dkatakan orang yang telat buat yang namanya ‘puber’ dalam kontek suka lawan jenis yaa...
Kalau gue bandingkan dengan adek2 gue yang berada di kampung sono, mereka lebih cepat kenal kata ‘suka’ dan itu mereka masih kelas 5 D, dari pada gue dulu yang kenal itu setelah kelas 3 SMP (gue Mts). Sekaranglah ketika masa perkuliahan udah ratusan laki-laki dan bapak-bapak gue perhatikan dan gue list.
Rata-rata gue ditolak mentahhhhhhh...... *lebay.com

Nggak nggak nggak..
Yang di atas hanya karangan fiktif belaka. Nggak mungkin juga keless  gue nge-list bapak-bapak. Haduuhh...
*sesekali  juga gue lakuin sih

Sekarang gue lagi kepikirian dengan berbagai jurusan yang terdapat di kampus gue, kedokteran, sastra, pertanian, teknik dan sebagainya.

Sebagai mahasiswa yang bermartabat dan berintelektual, bagi kalian yang nggak jomblo seharusnya menolong kawan kalian yang jomblo akut. *nunjuk diri sendiri

Kalian harus menikmati semua itu bersama, kan kita teman *berpelukaaaaaan...

Ini serius loh, gue punya temen dekat 5 orang di kampus, itu semua udah punya cowok. Dan malang sekali gue yang selalu gigt jari dan keramas bahagia setiap malam minggu. Terus hari seninnya gue akan ngedapatin mereka cerita-cerita aktifitas weekend yang sangat-sangat-sangat menyenangkan kata mereka, menyebalkan kalau kata gue.

Kembali ke jurusan perkuliahan, sebenarnya kalau kita mau. Berbagai jurusan yang ada di kampus itu bisa saling bekerja sama untuk menyelamatkan rekan-rekan mereka yang dilanda galau akut. *nunjuk lagi diri sendiri
Menyelamatkan dan bekerjasama dalam menangani yang namanya ‘patah hati’. Dengan membentuk perkumpulan, dengan nama Persatuan Mahasiswa Penyelamat Jomblo ( PMPJ)
Yang nantinya diketuai oleh yang berpengalaman dalam soal patah hati, eh maksud gue dalam soal memperjuangkan sang pujaan hati *aseehh


Misalnya ada salah satu rekan kita yang sedang dilanda rasa taksir, se taksir-taksirnya (kepada dosen yang pernah ngajarin saya Bahasa Indonesia yang benar, saya minta maaf, karena menyeleweng dari ajaran. Huhuhu)
Kita *maksudnya rekan-rekan, bisa bekerja sama dalam mewujudkan yang namanya istilah ‘jadian’.

Mahasiswa teknik sipil dan arsitek, bisa mendesain bangunan, tempat,atau lokasi yang bagus untuk nge-date awal mereka. Memberikan saran dan usul kepada sang jombles sejati ini , titik mana saja dia harus membawa sang pujaan supaya merasa amajing......

Mahasiswa teknik elektro memberikan kejutan listrik supaya sang pujaan itu pingsan atau tidak sadar dan melihat ke arah sang jombles.

Mahasiswa ekonomi bisa menyusun biaya dan dana yang dikeluarkan untuk menarik hati sang pujaan. Kalau sang pujaan matre, yaa silahkan di kalkulasikan biaya yang akan dikeluarkan dan setelah itu silahkan mengundurkan diri, karena nggak ada kerjaan lagi *kantong kering

Naaahhh, ketika kencan terjadi yang berperan penting disini adalah mahasiswa sastra. Kalian harus memberikan susunan kata-kata yang indah untuk sang pujaan. Supaya dia terklepek-klepek kayak duyung kepanasan karena dipuja sepuja-pujanya.

Ini gue contohkan :

Awal percakapan :

 ‘’Semalam aku tak sempat tidur karena bayang mu selalu mambuat waktuku tertuju pada mu’’.

Dan jangan pernah menggunakan kalimat ini :
‘’maaf, jika lembu ini memberanikan diri mengundang bidadari surga  bla bla bla.....

Gue yakin, lo nanti akan diajak ke lapangan, lalu disuruh lalapin rumput. *makan tuh,

Yaa, yang namanya usaha itu hanya mempunyai dua hasil. Kalau nggak berhasil, yaa gagal.
Kalau berhasil,  wajahnya akan berseri-seri dan merona kemerah-merahan  dan selamat bersenang-senang. Yang gagal ini yang sangat kasihan, wajah lesu, jarang senyum, semakin kurusan dan wajah selalu kemarah-marahan. kita harus menyelamatkan hati yang remuk dan hancur *huuuh
Kembalilah kita mengadu kepada Persatuan Mahasiswa Penyelamat Jomblo ( PMPJ) untuk menyelamatkan sang jombles yang gagal.

Teknik elektro kembali menyiapkan listrik dengan tegangan tinggi supaya jantung sang jombles berdetak kuat.

Mahasiswa sastra harus kembali menguras otak untuk menyusun akta-kata penyemangat sang jombles, itung-itung ngehibur.

Mahasiswa psikologi harus berusaha keras menghipnotis sang patah hati, supaya kembali semangat dan bisa move on.

Syukur-syukur semua itu berhasil, yaa kalau enggak, terpaksa mahasiswa pertanian dan kedokteran harus turun tangan.

Mahasiswa pertanian harus mencari tanah, meneliti dan ujungnya menggali tanah (kuburan *horor juga yaa) dan mahasiswa kedokteran harus memastikan apakah sang jombles benar-benar telah tidak bisa diselamatkan atau gimana.

Akhir yang sangat sangat......
Silahkan jawab sendiri..











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Jumat ke Jumat: Siapa kamu? (5)

Puluhan Jumat berlalu begitu saja. Jiwa ku kembali tenang dan tidak ada lagi gejolak yang berarti. Dan kau pemilik mata, yang namanya saja bibirku bergetar menyebutnya, semoga kau berbahagia selalu. Semenjak malam itu aku sadar, bahwa kita berada di dua dimensi yang belum pernah kita pertemukan. Dimensi yang kita paksa untuk tidak bertemu, karena kondisi yang ada. Tapi tidak masalah, aku menikmati setiap getaran yang kau berikan. Terkadang aku menyesali pertemuan mata kita kala itu. Toh, akhirnya kita juga memisahkan mata ini dan pura-pura tidak tahu kan? Aku ralat, bukan 'kita', tapi hanya aku seorang. Sedih juga ya bila diceritakan detail seperti ini? Tapi tidak masalah, kok. Berlalu sudahlah berlalu. Aku menikmati duniaku yang penuh misteri ini. Bagaimana dengan kamu? -- Selamat Tahun Baru! Minggu ini festival yang mempertemukan kita dahulu diadakan kembali. Dan telah aku garis bawahi bahwa kita hanyalah dua manusia yang terlibat urusan kerja. Dalam kesempatan itu kita b...

Dari Jumat ke Jumat: Siapa kamu? (2)

Mata itu. Dua mata dengan sorotan tak biasa yang menembus jiwa tenangku. Berhari-hari jiwa ini tidak karuan. Hanya gara-gara dua bola mata tajam milik kamu. Segala cara sudah aku lakukan supaya tidak lagi memikirkan kamu. Namun, tidak semudah yang aku bayangkan. Mungkin kamu tidak tahu, aku hanyalah lelaki biasa yang disibukan dengan dunia darat dan gunung. Kau sebutkan saja nama-nama gunung besar di negeri kita, sudah ku naiki semua itu. Apa yang ingin kau tahu? Macam-macam peralatan yang dibutuhkan naik gunung? Cara survival? Brand-brand outdoor? Alat yang bagus dan cuaca ekstrem? Semuanya aku tahu. Kau ingin menanyakan jalan daerah mana? Pelosok negeri mana? Biar nanti ku antarkan kamu ke sana. Semuanya aku tahu. Yang tidak aku tahu adalah bagaimana cara menghadapi bola mata kamu yang tanpa seizinku bertemu dengan mataku. Yang menembus jiwaku. Dan itu tanpa aba-aba! Beberapa Jumat aku biarkan diriku terjebak rasa ini. Aku ingin memastikan bahwa ini hanyalah sementara. Nanti juga a...

Dari Jumat ke Jumat: Patah (4)

Apapun yang kamu lakukan, aku semakin jatuh cinta. Kamu tahu, dulu aku benci makanan manis, apalagi es krim. Namun karena kamu suka itu, aku pun mencoba menyukainya. Kamu punya kebiasaan jelek. Kamu suka bicara saat sedang mengunyah. Bibirmu dan pipimu sering bertaburan makanan dan es krim. Namun, kenapa kau cantik saat seperti itu? Jemariku akan menuju bibirmu yang lembut. "Makannya yang pelan sayangku," Kamu hanya mengangguk dan mengulang lagi kesalahan yang sama. Betapa menggemaskannya. Pada suatu hari kamu datang marah-marah kepadaku. Di saat itu juga pekerjaanku menumpuk. Kamu melampiaskan marahmu yang tidak terarah kepadaku. Aku meneriaki kamu dengan kata yang tidak sepantasnya. Kamu diam. Kamu menangis. Aku tersentak. Aku memelukmu, mengecup keningmu. Maafkan aku. Jumat terus berlalu dan berganti. Kamu semakin cantik, kamu semakin rewel, dan kamu semakin berambisi. Aku tetap suka. "Dia sudah berubah? Masih asal-asalan bicara?" Ibuku selalu menanyakan bagaim...