Langsung ke konten utama

persoalan lampu *edisi anak kos

Kalau jadi anak kos itu kita harus sabaran ya, nggak boleh rebutan dan harus saling mengerti satu sama lain.
Terutama dalam pemakaian listrik.

Tau kan? Cewek itu sangat ribeet beet beettt....
*kecuali gue!
Gue orang yang simpel, mandi Cuma 3 gayung, segayung awal dan 2 gayung setelah sabun. Karena gue mikir, kasihan anak cucu gue ke depan nanti kekurangan air buat mandi, ya sudah... gue hematin dah sekarang.

Begitu juga dalam urusan ber-bedak atau prepare mau kuliah. Make baju kaus, ayunkan kemeja, make jilbab. Sheet..... sheet... 5 menit siap.

Gue heran, kenapa kaum gue selalu lama dalam soal mandi dan berbedak-bedak
 * bahasa apalah ini?

Ada istilah eye liner dalam dunia perempuan, dimana itu di pakai di kelopak mata bagian atas, dan itupun gue juga baru tau sekarang ada barang kayak gitu. Banyak sekali istilah kosmetik di dalam dunia perempuan *para pria setengah matang pun protes.

Ya! Serius! Dan itu membuat kantong sobekk! Gue sering pergi nemenin teman-teman gue buat beli jajanan bulanannya, terutama kosmetik. Ketika gue liat label harganya..
Buset dang! Mendingan gue beli bakso dah, dari pada harus make ginian.

Ngelantur kemana inih, kembali ke anak kos tadi,
Cewek tu paling anti yang namanya kusut. Jadi berperan pentinglah benda yang bernama setrika. Jadi setiap mau pergi-pergi, kami para cewek selalu memperhatikan permilimeter disetiap  baju atau apa-apa yang mau kai pakai.
Jilbab kusut?.... gosok!
Baju kusut ?.... gosok gosok!
rok? celana?... gosokk ajaaa...
hati kusut?... gosok hajar!
Wajah kusut? Tidak masalah! Tinggal colokin setrikaan, dan gossssssooookkk  *(--)’’

Dulu, ketika masih SMA, gue pasti akan di hajar abis-abisan sama Mama jika ngegosok baju di pagi hari *sebelum berangkat sekolah.’’ HOI! MAKANYA NGEGOSOK BAJU ITU JANGAN PAGI!JANGAN SERING-SERING! TAGIHAN MAHAL!’’

Gue dan adek-adek gue langsung ambil langkah seribu ke kamar mandi atau ke luar. Yaa dari pada kita nyium sapu pagi ini?

Sekarang udah koos. Sesuka hati make listrik dan air. Coba kalau di rumah? Wuuuiss! Bisa abis gue!

Karena kebiasan anak kos rata-rata nggak jauh berbeda lah dengan gue, bedanya itu Cuma terletak pada status  jomblo dan kagak jomblo * lari ke kamar mandi nangis keramas bahagiaaaaaa....
Jadi rata-rata, mm hari senin, semua pada kuliah pagi. Berlombalah ke kamar mandi dan ngegosok baju.
Yaa namanya juga buatan manusia pasti ada batasnya yaaa, sekring pun ngajak ribut pagi-pagi dengan melambaikan tangan pada kamera ‘’ nggak kuatt buu, nggak kuatt’’ dan tak lama kemudian terdengar klik! Yap, sekringnya turuuunnnn...
Waaaahhhhhhhh...! itu adalah salah satu teraiakan mahasiswa yang kepepet waktu berangkat kuliah.

Dengan serentak pula terdengar suara pintu beberapa kamar ke buka dan teriak ‘’wooii! Gantian dong! Telat ini!’’

Asem dah ini oranng! Dia pikir dia aja yang kepepet! Guee juga keles!
Lalusalah seorang dari kita berinisiatif buat naikin lagi sekring nya. Dan suasana kembali tenang.

Beberapa menit kemudian... klik!  Kamar gelap lagi!
Seperti tadi terdengar lagi teriakan kampret ‘’wooi! Siapa sih yang ngegosok atau masak nasi? Matiin dulu dong! Gantian wooii gantian!!!’’

Buseettt dah! Ingin gue sumpel ini mulut oran, perasaan dia juga ikut ngegosok baju dehh....

Tak lama kemudian datang ibu kos neriakin kita ‘’ anak-anak.. gantian dong! Yang masak nasi tunda dulu, kasihan teman-teman yang kuliah pagi,’’

Akhirnya beberapa orang mengalah, sebagian ada yang matiin rice cooker nya, dan ketenangan kembali menghampiri.

Gue sebagai mahasiswa yang terlahir otak sedeng, tanpa pikir panjang gue idupin lagi rice cooker sambil ngegosok baju.
Dan yaaap, terdengar kembali Klik! Dan dengan tampang berdosa gue keluar kamar dan ngomel-ngomel ‘’ siapa sih yang masak nasi sambil ngegosok baju?’’!!!!!

Aggght (--)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Jumat ke Jumat: Siapa kamu? (5)

Puluhan Jumat berlalu begitu saja. Jiwa ku kembali tenang dan tidak ada lagi gejolak yang berarti. Dan kau pemilik mata, yang namanya saja bibirku bergetar menyebutnya, semoga kau berbahagia selalu. Semenjak malam itu aku sadar, bahwa kita berada di dua dimensi yang belum pernah kita pertemukan. Dimensi yang kita paksa untuk tidak bertemu, karena kondisi yang ada. Tapi tidak masalah, aku menikmati setiap getaran yang kau berikan. Terkadang aku menyesali pertemuan mata kita kala itu. Toh, akhirnya kita juga memisahkan mata ini dan pura-pura tidak tahu kan? Aku ralat, bukan 'kita', tapi hanya aku seorang. Sedih juga ya bila diceritakan detail seperti ini? Tapi tidak masalah, kok. Berlalu sudahlah berlalu. Aku menikmati duniaku yang penuh misteri ini. Bagaimana dengan kamu? -- Selamat Tahun Baru! Minggu ini festival yang mempertemukan kita dahulu diadakan kembali. Dan telah aku garis bawahi bahwa kita hanyalah dua manusia yang terlibat urusan kerja. Dalam kesempatan itu kita b...

Dari Jumat ke Jumat: Siapa kamu? (2)

Mata itu. Dua mata dengan sorotan tak biasa yang menembus jiwa tenangku. Berhari-hari jiwa ini tidak karuan. Hanya gara-gara dua bola mata tajam milik kamu. Segala cara sudah aku lakukan supaya tidak lagi memikirkan kamu. Namun, tidak semudah yang aku bayangkan. Mungkin kamu tidak tahu, aku hanyalah lelaki biasa yang disibukan dengan dunia darat dan gunung. Kau sebutkan saja nama-nama gunung besar di negeri kita, sudah ku naiki semua itu. Apa yang ingin kau tahu? Macam-macam peralatan yang dibutuhkan naik gunung? Cara survival? Brand-brand outdoor? Alat yang bagus dan cuaca ekstrem? Semuanya aku tahu. Kau ingin menanyakan jalan daerah mana? Pelosok negeri mana? Biar nanti ku antarkan kamu ke sana. Semuanya aku tahu. Yang tidak aku tahu adalah bagaimana cara menghadapi bola mata kamu yang tanpa seizinku bertemu dengan mataku. Yang menembus jiwaku. Dan itu tanpa aba-aba! Beberapa Jumat aku biarkan diriku terjebak rasa ini. Aku ingin memastikan bahwa ini hanyalah sementara. Nanti juga a...

Dari Jumat ke Jumat: Patah (4)

Apapun yang kamu lakukan, aku semakin jatuh cinta. Kamu tahu, dulu aku benci makanan manis, apalagi es krim. Namun karena kamu suka itu, aku pun mencoba menyukainya. Kamu punya kebiasaan jelek. Kamu suka bicara saat sedang mengunyah. Bibirmu dan pipimu sering bertaburan makanan dan es krim. Namun, kenapa kau cantik saat seperti itu? Jemariku akan menuju bibirmu yang lembut. "Makannya yang pelan sayangku," Kamu hanya mengangguk dan mengulang lagi kesalahan yang sama. Betapa menggemaskannya. Pada suatu hari kamu datang marah-marah kepadaku. Di saat itu juga pekerjaanku menumpuk. Kamu melampiaskan marahmu yang tidak terarah kepadaku. Aku meneriaki kamu dengan kata yang tidak sepantasnya. Kamu diam. Kamu menangis. Aku tersentak. Aku memelukmu, mengecup keningmu. Maafkan aku. Jumat terus berlalu dan berganti. Kamu semakin cantik, kamu semakin rewel, dan kamu semakin berambisi. Aku tetap suka. "Dia sudah berubah? Masih asal-asalan bicara?" Ibuku selalu menanyakan bagaim...