Setelah semalam di
Kota Ambon, kami pun bersiap-siap menuju pelabuhan untuk naik kapal.
Yap! Kami ke Banda Neira menggunakan kapal cooyyy….. Sebenarnya ada
dua alternatif yang bisa digunakan menuju ke Banda Neira, menggunakan
kapal dan pesawat. Namun untuk pergi, kami menaiki kapal.
Ini dalah pengalaman
perdana gue bepergian naik kapal. Sebelumnya gue juga pernah naik
kapal, saat pelatihan Water Resque di Padang. Namun, jarak tempuhnya
tidak terlalu jauh, hanya 20 menitan saja.
Untuk ke Banda
Neira, waktu yang diperlukan sekitar 4-7 jam, tergantung dari cuaca.
Namun pada saat keberangkatan gue, cuaca mulai mendung. Tuhan ,
semoga perjalanan ini aman. Amin. Setelah berdoa, gue pun langsung
naik kapal dan duduk di bangku. Gue duduk di bangku VIP. Kalau tidak
salah, harga tiket kapal untuk ke Banda Neira mulai dari Rp 420
ribuan. Silahkan lu cari kebenarannya ya.
Tidak banyak hal
yang bisa dilakukan di kapal. Hanya menonton TV dan melihat bule-bule
yang saling mengobrol. Hampir satu jam perjalanan aman-aman saja.
Alfio pun mengajak gue menuju lantai atas untuk cari angin.
Karena memang
mendung, dari atas gue hanya melihat air laut dan langit yang mendung
saja. Anngin yang cukup kencang berpadu dengan bunyi mesin kapal.
Menghasilkan harmoni unik yang ditemani keheningan.
Beberapa bul pun
terlihat menikmati suasana ini. Begitupun gue. Lu tahu apa yang gue
pikirkan? Gue sekarang berada di laut wilayah timur, masih serasa
mimpi.
Memang bagi sebagian
orang yang gue alami adalah hal biasa. Namun bagi gue, ini adalah
suatu kenikmatan yang nggak pernah terlintas dalam otak dan doa.
Terimakasih Ya Allah.
Angin semakin
kencang, guepun memutuskan untuk masuk ke dalam. Setelah 30 menit
berlalu, kapal pun mulai bergoyang-goyang. Gue kaget dan merasa mual.
Hahaha!
FYI aja guys, gue
orangnya mabukan. Naik angkot ke kampus aja gue sering mabuk. Parah
kan? Apalagi di goyang-goyang di kapal! Perut gue pun mual, gue
menahan muntah. Peluh dingin mulai bercucuran di badan, pandangan
mata berkunang-kunang. Apakah in namanya CINTA? Apasih!
Gue pun berjalan ke
kamar mandi. Yap, namanya juga kamar mandi bersama dan di atas kapal,
yaaaaa seadanya dengan bau pesing yang luar biasa! Mau nggak mau gue
harus masuk. Hueek!
Ada beberapa kali
gue muntah-muntah dan menghirup aroma kamar mandi. Lemes, mata
berair, gue pun memaksakan mata untuk tidur. Namun naas, mata gue
nggak bisa tidur. Gue kembali ke kamar mandi. Hueeek!
3 jam berlalu….4
jam… 5 jam….. Belum juga sampai. Gue pun nanya ke Alfio, jam
berapa sampai. Dengan santainya dia jawab “Sabar bro, dua jam
lagi!”
Apa? Jadi gue naik
kapal 7 jam? Kembali gue berjalan ke kamar mandi dan huueeeek!
Dengan badan yang
semakin lemas, gue paksakan badan untuk masuk ke ruang kapten kapal
dan ingin melakukan wawancara. Namun jalan beberapa langkah, keringat
dingin kembali bercucuran. Gue nggak sanggup, tungguin kapal berlabuh
saja dah!
Tidak berapa lama
kemudian, orang-orang pada bersorak kegirangan. Mereka mengambil
kamera dan mengatakan “mau sampai woii… lihat tuh gunung woii…
waahh cantiknyaa….!”
Gue hanya bisa
bergumam dalam hati “Coba kalian di posisi gue, mabukan dan lemes.
Apa masih sanggup berteriak-teriak?”
Kapalpun berlabuh.
Gue dengan tenaga seadanya ke ruang kapten dan melakukan wawancara.
Beberapa menit kemudian Alfio teriak-teriak dari luar kapal.
“Bro.. buruann!”
“Ya sebentar bro!
Nanggung!” Setelah sesi wawancara gue ambil ransel dan melempar
senyum bersalah. Ternyata orang-orang pada nungguin gue. HHAHAHAHA!
SORRY!
Komentar
Posting Komentar