Bagi keluarga gue, jangankan pergi ke luar negeri naik pesawat saja belum ada yang pernah. Gue pun naik pesawat karena pergi merantau ke Jakarta.
Jadi wajar saja, jika gue terlihat bahagia dan bersemangat apabila naik turun pesawat. Karena hal yang dulu itu hanya angan-angan , bisa gue rasakan sekarang. Terimakasih Ya Allah.
==
Bekerja sebagai jurnalis traveling memang impian semua orang. Dimana kita bekerja sembari jalan-jalan gratis kemanapun. Sekali lagi, gue bersyukur diberikan kesempatan menjajali profesi ini.
Pada 27 Juli lalu gue berangkat ke Filipina atau undangan PDOT dan Philippines Airlines untuk bertandang menjajali destiasi wisata Filipina. Bersama 15 orang lainnya kami berangkat dari Soekarno Hatta menuju bandara Nanoy Aquino Internasioanl Airport (NAIA) di Manila.
Sebenarnya pesawat kita berangkat pada pukul 00.45 WIB. Namun karena pesawat dari Filipina telat, terpaksalah kita delay selama 2 jam. Kami pun beangkat pada pukul 02.30 WIB. Selama 4 jam gue akan terombang-ambing di atas udara.
Tepat pukul 06.30 pagi sampailah gue di Manila. Kamipun harus transit ke penerbangan domestik untuk menuju Cebu. PErjalanan ke sana memakan waktu sekitar 2 jam di udara.
Astaga! Gue belum shalat subuh! Gue pun mencari ruangan atau tempat yang bisa digunakan untuk shalat. Naas sekali pemirsa, tidak ada ruangan yang bisa di pakai. Gue pun pergi ke toilet, dan mulailah petaka itu datang.
Di Jakarta atau khususnya di Indonesia kita semua cebok pakai air kan? Gue baru sadar sekarang berada di luar negeri dengan toilet keringnya. Air hanya berfungsi untuk menyiram kotoran, sedangkan untuk membersihkan diri menggunakan tisu. Syit!
Ini adalah perdana dihidup gue menghadapi persoalan seperti ini. Lebih parah daripada berhadapan dengan mantan mah! Untung bawa tisu basah, dengan benda inilah gue membersihkan kotoran yang carut marut sudah di badan gue. Hiks!
Ketakutan pun membayangi, bagaimana kalau seminggu ini gue berhadapan dengan toilet kering? Bagaimana pantat gue bisa berhadapan dengan hal seperti ini? Gusar sudah!
Gue pun berdoa di dalam hati semoga Allh mengampuni dosa gue yang belum shalat Subuh dan tidak suci ini. Gimana lagi kan coy, kondisi!
Penerbangan ke Cebu pun berangkat pada 08.45 waktu setempat. Selama 2 jam pun gue mencoba membayangkan kembali jika bertemu lagi dengan toilet kering! hiiiii
Pada pukul 10.30 sampailah kita di Bandara Cebu. Kita disambut oleh Departemen wisata sana dengan sejuntai kalung dengan ucapan selamat datang mengalir dari mulut mereka. Senyum mereka pun mengambang dan semangat menanyakan bagaimana kabar kami sembari membantu membawa koper yang tidak seberapa ini.
Adapun ekspetasi gue sesampai di Cebu adalah kita akan di bawa ke hotel untuk bersih-bersih dan istirahat sejenak. Tidak bro! Sesampai di bandara kami langsung masuk ke dalam mini bus dan langsung menuju destinasi pertama. Ya Lord, ini belum gosok gigi sama cebok!
Lapar, haus dan tidak nyaman menemani gue selama perjalanan di Cebu. Diperparah lagi dengan penyakit car sick gue yang bangsat ini! Yap, gue paling nggak bisa kena AC dan wewangian mobil. Villager sii!
Pusing sudah kepala, mual sudah ini perut, gerah sudah! Guide yang memnemani kami pun tak henti-henti bicara. Dengan smeangat dia menjelaskan kepada kami bagaimana sejarah Cebu dan selulk beluk wisatanya.
"All of you hungry right? I know! So, silahkan menambal perut dengan roti dan minuman ini dahulu ya. Sabar, nanti siang kita akan makan enak," ujar El dengan semangatnya.
Dalam hati gue pun berujar,"Mbak, gue biasa sarapan pakai nasi dan sambel. Kalau roti mah ngemil namanya! Emak gue bisa murka kalau gue nggak makan nasi pagi-pagi". Tapi itu hanya di dalam hati, tetap saja gue kunyah tu roti sembari mikirin nanti gue pup dimana ya?
CEBU
Destinasi pertama yang kita tuju adalah Masjid Sittie Maryam. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang ada di Filipina. Bisa kita hitung berapa jumlah masjid di negara ini. Ya wajar saja, negara Filipina memang mayoritas Kristen.
Masjid Sittie Maryam termasuk masjid baru di Cebu yang berdiri pada tahun 2013 dan sekarang sedang masa renovasi. Untuk salat, Masjid Sittie Maryam mempunyai lantai dasar untuk jamaah pria dan lantai ke dua untuk jamaah perempuan.
Ukurannya pun tidak terlalu besar, bisa dikatakan seukuran musala di Indonesia. Tidak ada kubah ataupun menara di masjid ini. Penampakannya masjid ini seperti rumah tingkat yang di cat warna kuning.
Jika lu pingin tahu bagaimana masjid ini, baca aja tulisan gue di detikTravel ya!
Masjid Sittie Maryam Cebu , Wajah Islam di Filipina
Ada yang unik nih guys dari masjid ini. Tempat wudhu dan tiolet lski-laki peempuan tidak dipisahkan alias digabung. Toilet in iseperti kamar-kamar kecil yang ditutupi dengan pintu.
Gue pun elga karena bisa bersuci menggunakan air di sini. Setidaknya untuk menambal Subuh, Zhuhur dan Asar.
Setelah sempat berkeliling sebentar, kita pun kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke restoran. Yes! Akhirnya mamam!
Hampir 45 menit di atas bus, sampailah kita disebuah restoran bernama Abaseria. Jika diperhatikan dari luar, mungkin kamu akan terkecoh karena bentuknya seperti rumah biasa saja.
Namun pemandagna berbeda bisa lo temui saat sudah masuk ke dalam. Beragam pernak pernik handmade menghiasi restoran ini. Gue nggak akan terlalu banyak bercerita di sini karena memang kondisi saat itu lapar sangat dan gue nggak memperhatikan detail restoran.
Over all makanannya enak-enak dengan variasi yang beragam. Ya namanya masih tetanggaan ya, jadi rasa makanan Filipina tidak jauh berbeda dengan makanan di Indonesia.
Setelah makan, gue berharapa akan di antar ke hotel karena ketek gue udah bau banget! Ditambah lagi cuaca yang sangat panas, menyebabkan keringat mengalir cam taik di punggung gue.
Ada yang unik nih guys dari masjid ini. Tempat wudhu dan tiolet lski-laki peempuan tidak dipisahkan alias digabung. Toilet in iseperti kamar-kamar kecil yang ditutupi dengan pintu.
Gue pun elga karena bisa bersuci menggunakan air di sini. Setidaknya untuk menambal Subuh, Zhuhur dan Asar.
Setelah sempat berkeliling sebentar, kita pun kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke restoran. Yes! Akhirnya mamam!
Hampir 45 menit di atas bus, sampailah kita disebuah restoran bernama Abaseria. Jika diperhatikan dari luar, mungkin kamu akan terkecoh karena bentuknya seperti rumah biasa saja.
Namun pemandagna berbeda bisa lo temui saat sudah masuk ke dalam. Beragam pernak pernik handmade menghiasi restoran ini. Gue nggak akan terlalu banyak bercerita di sini karena memang kondisi saat itu lapar sangat dan gue nggak memperhatikan detail restoran.
Over all makanannya enak-enak dengan variasi yang beragam. Ya namanya masih tetanggaan ya, jadi rasa makanan Filipina tidak jauh berbeda dengan makanan di Indonesia.
Setelah makan, gue berharapa akan di antar ke hotel karena ketek gue udah bau banget! Ditambah lagi cuaca yang sangat panas, menyebabkan keringat mengalir cam taik di punggung gue.
Rumah coklat Casa de Cacao |
Ehh ternyata masih belum menuju hotel geng. Perjalanan dilanjutkan ke destinasi Rumah Cokelat yang bernama Casa de Cacao. Adapun yang terpancar di benak gue pada saat itu sangat sederhana. Ada rumah, ada coklat dan akan makan manis-manisan.
Yap! Sesampainya di sana ekspektasi gue nggk meleset. Kami pun disambut dengan buah kakao dan pohohnya yang berada di halaman dalam rumah.
Emang dasar jiwa 'cimeeh' yang masih kental, dalam hati gue mikir " Ya Lord, kalau biji coklat mah di kampung gue banyak ya. Tiap hari gue emot tu biji sebelum dijemur,". Namun karena rombongan gue bersemangat sekali bertemu pohon kakao, gue pun pasrahhhhhhh!
Si pemilikpun menjelaskan dengan semangat. Inilah biji kakao, ini pohonnya, ini daunnya. Gue nggk terlalu mengikuti sesi penjelasan itu karena gue udah tahu, apalagi rasanya. Beginilah anak kampung bro, udah biasa ama gitu2an mah. Kalau urusan mall dan nongkrong baru kita glagapan. Villager!
Udah ah, gue capek nyeritain gue ngapain aja di sana. Kalau lu mau tahu lebih, nih cek aja tulisannya di detikTravel!
Intip Rumah Coklat Kekinian di Filipina
Restoran Seafood City |
Setelah puas makan coklat dan beragam olahannya, kami pun lanjut perjalanan menuju restoran seafood. Mamam again! Sebagai anak kos gue sangat terhibur dan terbantu dengan perjalanan ini, lumayan cok perbaikan gizi!
Dengan brutal gue menyantap segala jenis mahluk laut yang tersaji di sepan mataaaahh!!!!!!!!
Jam pun menunjukan pukul sepuluh kurang. Perut kenyang, mata mengantuk, belum gosok gigi, dari tadi pipis nggak cebok-cebok, badan berkeringat, dan bau ketek pun menyatu. Kami pun menuju resort yang bernama Jpark Resort.
Untuk sampai ke resort pun memakan waktu tyang tak sebentar. Kalau tak salah gue pun sampai di resort itu jam 11.30 an. Setelah kunci dibagikan, tanpa pikir panjang gue langsung cus ke kamar dan mandi.
Ini resort gedeee banget dan mewah cuk. Gedungnya aja empat dengan jumlah kamar ribuan. Nanti deh di postingan selanjytnya gue akan bahas resort sama rombongan yang ikut.
Bye!
Komentar
Posting Komentar