Langsung ke konten utama

piaraan adek adek gue


Nah, kemarin gua udah cerita bagaimana gue dan peliharaan gue. Ternyata adek-adek gue juga nggak kalah dalam memelihara hewan.

Kita mulai dari Ajis.
Ajis memelihara dan menjaga  Eeng, karena gue disibukan dengan kegiatan untuk mempersiapkan Ujian Nasional.
Eeng semakin hari semakin cantik, dan banyak para kucing jantan datang kerumah. Dan tidak jauh beda dengan ibunya, dia hamil di tinggal pacarnya, sehingga Ajislah yang berperan sebagai bapak disini. Memang lelaki yang bertanggung jawab. Lho?

Eeng generasi  dua pun melahirkan, 2 ekorpun bertambah. Sepasang lagi, dan Ajis senang sekali karena dia mendapatkan anak yang telah dia jaga bersama Eeng selama ini. ‘’ini bapak nak, ini bapak!,’’ oh sungguh keluarga yang sangat harmonis dan bahagia.

Lalu Mama melihat anak Ajis dan Eeng. ‘’wah lucu lucu lucu,’’ itulah kata Mama yang keluar untuk anaknya Eeng.
Ternyata selama ini tanpa kita ketahui Bujang Lalok menyukai Eeng, selama ini dia tidak mengukapkan perasaannya,karena melihat kedekatan Ajis dengan Eeng. Dia memutuskan untuk pindah dari rumah dan menetap di rumah Istrinya. Ya ! dia menikah!
Kenapa kayak naskah sinetron aja yah?

Anaknya Eeng sudah pandai berjalan, dan Mama dengan bangga mengasih nama Eeng lagi untuk keduanya.
Again! Eeng!
Ada 3 Eeng dirumah gue. Waw! Tragis,
Yang bikin capek itu adalah jika lo nyebut Eeng untuk satu ekor saja, 3 ekor akan berlari ke arah lo! Dan silahkan menghadapi mereka dengan tenang, karena mereka bertiga adalah kucing brutal yang di rawat oleh orang yang brutal.
Aght! ( sambil ngeluarin cakar)

Setiap hari Ajis selalu memeberi makan piarannya, bersama dengan mama. Muai dari makan yang keras sampai yang lunak, ada beling, paku, sampah plastik, kelereng, nasi, sayur, permen, kue, kerupuk dan lain-lain. Mereka merawat sepenuh hati. Tapi halangannya adalah Papa.
Ya, Papa gue benci banget sama kucing. Jika beliau liat kucing, emosinya akan datang , dan ada beberapa kalimat yang akan di keluarkan,
,’’KUCING SIAPA INI?!’’
‘’BUANG KUCING INI KELUAR!’’
‘’LIHAT! BULU KUCING BERTERBANGAN!’’
‘’BUANG KELUAR!’’
‘’AJIS! LEMPAR KUCING INI KELUAR!’’

Dan yang bisa kami lakukan jika itu terjadi adalah menggendong mereka, dan menarok mereka di luar, dengan meneteskan air mata kami tutup pintu.
‘’Eeng....Eeng.... ‘’
Seperti sinetron sinetron gitu. Yadari pada gue liat kucing terbang?
Ya, dulu Eeng, ketika masih bandelnya, sering di lempar keluar jendela oleh Papa.
Pas  Papa lagi makan, mahluk berbulu berkaki empat ini, akan mendekat ke Papa dan dengan spontan tangan Papa akan menggendong eeng, dan tanpa pikir panjang melempar Eeng ke jendela,
Syiuuuuut..! dug!  Flying cat!
Tragis!

Setiap pagi, ketika Ajis sudah bangun, dia akan mencari kucing-kucingnya. Dan memeriksa mata si kucing.
Eits! Adek gue bukanlah dokter hewan, dia hanya pembersih eek matanya kucing.
Tanpa ada rasa jijik sedikitpun dia memoleskan jarinya ke mata kucing, setelah itu dia tidur lagi.
Waw!

Begitulah ke akraban adek  gue Ajis dengan piaraannya.

Daus.
Adek gue yang satu ini merupakan mahluk yang paling sangat mengerikan di dunia ini dalam soal piaraan.
Pernah nggak lu nemuin orang yang jual anak ayam warna-warni? Ada yang ungu, kuning, merah, pokoknya lucu banget dah tuh ayam.
Dan Daus merupakan salah satu pelanggan yang setia, selalu membeli ayam ini tiap minggunya.

‘’apa itu dek?’’ tanya gue pada suatu hari.
‘’ini Aus beli anak ayam, biar Aus besarin dia. Nantinya bisa bertelur, terus banyak deh ayam aku,’’ katanya sambil mengusap kepala ayamnya.
‘’oh, udah kamu kasih makan tu ayam?’’
‘’udah Uni. Juga udah kasih minum juga,’’ katanya sambil nyodorin botoh gelas plastik yang berisi air. Penuh!
‘’oh bagus deh! Kamu tarok dimana ayamnya?’’
‘’dalam kardus sepatu aja,’’ jawabnya santai sambil ngurusin ayam.
‘’nanti di makan Eeng loh?’’
‘’nggak bakal kok,’’ jawabnya yakin.
‘’oh yaudah,’’ lalu gue pergi ninggalin adek gue dengan ayamnya.

Keesokan harinya, gue ngeliat adek gue bali lubang.
‘’lubang buat apa Dek?’’
‘’buat ayam,’’ jawabnya singkat.
‘’ayam? Maksudnya?’’
‘’ayam Aus mati, Uni,’’ jawabnya lagi sambil natap gue.
‘’kok bisa?’’
‘’kayaknya dia tenggelem dalam tempat air minum yang aku buatin,’’ jawabnya dengan tidak berdosa.
Gue nepok jidat, dan garuk-garuk kepala.

Beberapa minggu kemudian, gue liat Daus membawa kotak dus dari luar.
‘’apa lagi tuh?’
‘’ayam donk! Aku beli lagi yang baru, sekarang warna ungu loh uni,’’ jawabnya dengan senang sambil membuka dusnya.
‘’oh, udah kasih makan?’’ tanya gue sambil mengusap kepala si Ayam.
‘’udah donk! Eh Uni, jangan pegang-pegang. Nanti dia ngambekan,’’ kata Daus sambil memukul tangan gue.
‘’eh, gitu yah?’’ kata gue sambil garuk kepala yang nggak ada gatel-gatelnya.
‘’iya,’’ katanya sambil pergi membawa dusnya.

Tinggallah gue dalam kebingungan yang sangat.
‘’ayam ngambekan? Wallahualam!’’

Dua hari kemudian gue liat Daus gali lubang lagi.
‘lah? Mati lagi ayam kamu dek?’’
‘’iya Uni. Kayaknya keselek dedak yang aku kasih deh,’’ jawabnya dengan sangat santai.
‘’oh, bisa gitu ya?’’
‘’iya, mungkin,’’katanya lagi.

Itulah yang terjadi pemirsa, beberapa kali Daus beli ayam, beberapa kali juga dia gali lobang.
Penyebab kematiannya berbagai macam, ada yang dilalap ama kucing, ada yang dipatok ama ayam yang lebih gede, ada yang mabuk dedak beras, dan ada yang keselek kelereng,lho?
Dan alhasil, perkarangan belakang rumah udah jadi tempat kuburan kaum ayam .

Nah, hal mengejutkan kali ini terjadi. Ketika gue udah di Padang, Daus sudah lihai dalam menyelamatakan seekor ayam. Sampai gede loh?
Suatu hari ketika gue pulang,

‘’Ma, ini ayam siapa main di luar?’’ tanya gue sambil memperhatikan sesosok mahluk berbulu putih yang main kelereng di halaman. Zzz! Nggak ding, lagi nyekerin cacing.
‘’oh, itu ayamnya Daus,’’ jawab mama.
‘’kok tumben ada yang sampai segede gini?’’
‘’itulah Mama juga heran,’’
‘’ah paling besok juga Daus gali lobang lagi’’ gumam gue.
‘’eh ayamnya pintar looh Uni,’’
‘’pintar apanya?’’
‘’tuh ayam nggak bandel, nggak banyak tingkah, kalau pagi dia di lepas aja, ntar sore tu ayam pulang sendirinya,’’ jelas mama gue.
‘’terus?’’
‘’ya kalau kita lupa bukain pintu, dia akan teriak sekencang mungkin sampai kita buka pintu,’’ tambah Ajis tiba-tiba.
‘’terus?’’
‘’kalau nggak di pintu belakang,ya dia teriak di pintu depan,’’ kata mama sambil mengelus kepala Eeng.
‘’terus?’’
‘’itu aja!’’ jawab Ajis.

Dan pada malam harinya, bener aja. Tuh ayam teriak-teriak di depan pintu,dan dengan setengah berlari Mama gue bukain pintu.
‘’tunggu..tunggu,’’ teriak mama dari dalam kamar, dan berlari ke arah pintu.
‘’siapa ma?’’ tanya gue sambil keluar dari kamar, gue kirain ada tamu.
‘’ayam,’’ jawab mama sambil menggendong ayam dari luar.
‘’ya Allah!,’’ gue tepok jidat!
Kemudain Daus yang baru selesai shalat Magrib, langsung mengambil tudung saji dari  dapur.
‘’buat apaan?’’ tanya gue kebingungan.
‘’buat nutupin ayam,’’ jawabnya.
‘’gimana nutupin ayam? Kan pendek gitu tudungnya,’’ tanya gue lagi.
‘’bisa kok, nanti ayamnya jongkok,’’ jelasnya lagi.
‘’jongkok?’’ gue semakin bingung dengan anehnya keluarga gue,
‘’Uni dari tadi banyak tanya deh! Liat aja!,’’ buset! Gara-gara ayam gue di bentak.

Kemudian gue liatin mereka, mengurung ayam dengan tudung saja.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
-          Mama membawa ayam dari luar
-          Daus mengambil tudung saji
-          Gue garuk-garuk kepala kebingungan
-          Ayam di bawa ke dapur dan gue ngambil pisau,
-          Gue di bentak karena nyangka mau bantai tu ayam
-          Ayam yang dari tadi di getekin Ajis di turunkan dan di suruh berdiri,
-          Tiba-tiba tuh ayam jongkok tanpa ada perintah,
-          Dauspun menutupnya dengan tudung saji.
-          Setelah di tutup Mama, Ajis dan Dauspun bubar,
-          Gue mengap-mengap cari oksigen
-          Selesai.


Dan beberapa minggu kemudian gue pulang lagi kerumah. Dan baru saja memasuki pintu rumah,
‘’MA....! KENAPA ADA EEK AYAM GINI DI PINTU?’’teriak gue dengan sangat berwibawa dengan sedikit muka agak di jijikan. Walau muka gue udah kayak orang jijik.
‘’eh ada Uni, oh itu eek ayam Aus Uni,’’ jawab Daus tiba-tiba datang dari arah belakang gue.
‘’ayam mana?’’ tanya gue sambil mencuci kaki di kamar mandi.
‘’ayam yang kemarin lah, ayam mana lagi?’’
‘’kok bisa hidup?’’ gue bingung, dan selalu bingung.
‘’ya bisa lah!,’’

Dan gue liat ke luar rumah, bener aja! Ayam yang gue temui beberapa minggu yang lalu, sudah semakin besar.

Sejak saat itulah, gue lebih sering ngomong teriak dari pada ngomong normal.
Contohnya, ketika lagi mambawa piring kotor ke dapur,
‘’Ma, piringnya langsung di cuci, atau... MAMA! KENAPA ADA EEK AYAM DISINI!,’’ teriak gue tiba-tiba menginjak sesuatu yang lembek.
‘’oh, tanya Daus ,’’ jawab mama santai.

Saat gue nyapu dapur,
‘’DAUS! AYAM KAMU KELUARIN! NANTI UNI POTONG !,’’

Saa gue lagi nyantai di dapur,
‘’DAUS! AYAM KAMU NGAPAI NYEKER DISINI! USIR!

‘’DAUS! AYAM KAMU BLA BLA BLA,,,,,,

Dan ada lagi tingkah laku dari ayam yang nggak gue ngerti,
Misalnya mama ngotek manggil tu ayam, tu ayam akan berlari kencang, dan langsung busungin dadanya ke Mama atau Daus, apa maksudnya coba.! Kemudian Mama akan tertawa dan langsung gendong tuh ayam,
Tragis!

Begitulah nasib hewan jika berada di rumah kami, silahkan ambil cara-cara kami merawat hewan diatas jika anda menyukai.
Terimakasih.!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

Jelong-jelong ke Dua di Cebu, Filipina

Fort San Pedro di Cebu, Filipina Memasuki hari ke dua di Cebu, Filipina. Kegiatan kita hari adalah berkunjung ke sebuah pabrik olahan buah tropis bernama Profood International Corporation. Perusahaan ini memiliki tur bagi wisatawan yang penasaran dengan cara kerja perusahaan yang bergerak dalam pengeringan buah ini. Siapapun yang ingin datang bisa saja dan harus booking seminggu sebelum kedatangan. Tepat jam 5 gue bangun berkat alarm roomate gue, Riska yang membahana. Dengan tubuh pegal warbiasah gue mandi, shalat dan bersiap untuk sarapan di restoran hotel. Kita berangkatlah dengan minibus menuju Mango Factory ini. Sesampai disana kita langsung di ajak keliling mengintip tempat produksi. "No camera guys!" Yah, pada kali ini kita harus menggunakan mata dan telinga langsung. Perusahaan memiliki kebijakan untuk wisatawan agar tidak mengambil gambar di kawasan produksi. Supaya nggk di intip sama saingan kali ya? Kita masuk ke dalam ruang produksi. Gue meli...

segitiga ituu....*mikirr

Suka duka jadi anak kos itu pasti adalah ya,  dimana kadang kala kita harus makan nasi putih aja, nggak mandi kuliah karena lampu mati *otomatis air juga ikutan mati, makan bareng dan sebagainya. Sebagai anak kos yang baru berumur setampuk pinang, yaa sekitar 8 bulan kurang lah, gue mengalami berbagai hal yang bisa jadi pernah dialami oleh cewek kos lainnya. Awal-awal masuk ke dalam kos-kosan gue cukup terkejut karena gue harus ngurus semua hal sendiri, mulai soal makan, nyuci baju semua hal pokoknya sampai masalah uang. Gue merupakan mahasiswa yang hadir karena beasiswa, soo Indonesia teerimakasih telah membiayai gue. Ehh, ngelantur kemana ini. Di kosan gue ada beberapa kamar mandi dan satu lahan buat ngejemur baju. Dimana berbagai hal menyangkut urusan cewek terjemur disana, mulai dari luar sampai dalam *silahkan dicerdasi yaaaa Di daerah kamar mandi, ini gue berikan sedikit gambaran. Ada dua kamar khusus untuk mandi, dan 2 kamar khusus BAB. Nah kamar-kamar in...