Langsung ke konten utama

Ini Rasanya Naik Cruise










Apakah saya dulu pernah membayangkan naik cruise atau kapal persiar? Maaf, saya lahir di dataran tinggi yang sangat jauh dari lautan. Butuh waktu 3,5 jam berkendara bagi saya untuk bisa melihat laut.

Diberi kesempatan sebagai jurnalis travel, siapa yang tidak ingin bukan? Kerja membuat artikel perjalanan sekaligus jalan-jalan gratis dengan ragam fasilitas. Siapapun pasti ingin bekerja seperti in!

Di pembukaan 2019 saya mendapat kesempatan liputan naik Princess Cruise dengan rute Singapura-Penang-Phuket selama 4N5D. Woooo sungguh menyenangkan.

Saya bersama 2 jurnalis lainnya pun terbang dari Jakarta ke Singapura. Sesampai di Singapura kamipun menuju Pelabuhan Marina dan check in untuk memasuki cruise. Prosesnya tak beda jauh dengan check in pesawat.

Beh...Pada saat antrian check in sangat ramai oleh turis-turis bule. Berhubung saya dan rombongan 'orang spesial' kami tak perlu melewati antrian. Seet seet seeett... sampailah kami di meja check in.


 
Pada saat check in, konternya akan menanyakan apakah ingin menggunakan kartu kredit atau cash. Tujuan dari pertanaan ini adalah mempermudah kamu untuk melakukan transaksi saat berada di kapal. Jika selama berlayar melakukan pembayaran, cukup dengan menggesekan kartu cruise dan tagihannya langsung ke kartu kredit.

Buat kamu yang tidak punya kartu kredit juga tidak masalah karena mereka juga menerima pembayaran dengan cash. Selama berlayar segala transaksi dilakukan dengan mata uang USD.

Berhubung saya tidak punya kartu kredit, saya dengan bahasa Inggris seadanya menjawab "cash"! Dan seeet seet mbak-mbak konter pun memproses data saya dan saya pun mendapatkan kunci kamar.

Setelah check ini, nantinya kamu akan mendapatkan kartu cruise dan nomor kamar. Kartu ini juga berfungsi sebagai kunci kamar, identitas dan alat pembayaran. Jadi kemanapun kamu pergi, harus membawa kartu ini.

Masuk ke dalam kapal, saya takjub. Ya Allah mimpi apa saya bisa naik kapal sebesar ini! Setelah dipandu menuju kamar, semua penumpang pun diminta menuju ke ruangan simulasi bencana. Selama simulasi, kami diajarkan bagaimana cara bertindak saat kapal mengalami masalah, alias tenggelam!

Saat itu gue nggak memperhatikan apa yang diinstruksikan oleh tim keamanan. Namun gue memperhatikan para petugas cowok yang Masya Allah ganteng-ganteng boookk. Naluri perempuan bergejolak!



Setelah hampir 30 menit menatap para guide yang tampan rupawan, kami pun dipersilahkan meninggalkan ruangan. Dengan berat hati saya pun meredupkan tatapan saya dan menuju pintu keluar.



Saya sempat tersasar saat mencari kamar saya. Bagaimana tidak sobatku, dengan jumlah lantai 18 dan kamar yang mencapai 1.350-an saya harus berputar-berputar menemukan lantai dan lift terdekat dengan kamar saya. Dan naas sekali, ketika saya menemukan lantai saya, saya harus berjalan melewati mungkin hampir 100 kamar untuk sampai ke kamar saya. Ujung ke ujung!

Masuk ke dalam kamar, saya tertegun. Ya Ampunuunnn... dulu saat kuliah saya latih punggung ini tidur di kasur kapuk yang tipis dimakan usia. Sekarang saya harus beradaptasi dengan kamar yang memiliki kasur terempuk di dunia. Kenapa saya bilang terempuk di dunia? Karena saat wawancara dengan direktur Asia, dia dengan bangga bilang kasur ini kasur khusus yang dirancang hanya untuk Princess Cruise!



Tak hanya kamar mewah, semua pun berkesan mewah. Lantainya yang dilapisi karpet, lukisan yang menghiasi dinding kapal, tangganya yang instagramable banget, serta para petugas yang sangat ramah. Yap, inilah yang diutamakan oleh cruise, hospitality!

Adapun bayangan saya sebelum naik cruise adalah seperti kamar-kamar awak kapal di film-film. Ternyata salah! Dasar anak kampung, cruise ini ibaratnya hotel mewah yang mengambang di lautan. Semuanya adan di sini!

Selain kasur empuk seperti hotel bintang 5, di dalamnya juga ada tv, meja dan kursi, kulkas mini dan pemanas air. Juga ada lemari pakaian lengkap dengan gantungannya.

Begitu juga dengan kamar mandinya, walau tidak berukuran besar namun di sini ada pengatur air panasnya bookkk. Dan gue di kamar in isendiri dengan standar room yang dilengkapi dengan balcon privat. Ya, jendela kamarnya menghadap ke lautan. yeeeeeeeeeeee!






Setelah puas mengintip seluruh sudut kamar, saya pun mulai bertingkah seperti di rumah sendiri. Saya buka koper, saya gantung baju dan jilbab. Saya susun sepatu dan perkakas pribadi lalu saya bersantai ria di balkon menunggu kapal persiar ini jalan.

Ahhh petualangan baru di mulai!

Berhubung petualangan di cruise ceritanya panjang-panjang, jadi saya akan pisah menjadi beberapa bagian ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

Jelong-jelong ke Dua di Cebu, Filipina

Fort San Pedro di Cebu, Filipina Memasuki hari ke dua di Cebu, Filipina. Kegiatan kita hari adalah berkunjung ke sebuah pabrik olahan buah tropis bernama Profood International Corporation. Perusahaan ini memiliki tur bagi wisatawan yang penasaran dengan cara kerja perusahaan yang bergerak dalam pengeringan buah ini. Siapapun yang ingin datang bisa saja dan harus booking seminggu sebelum kedatangan. Tepat jam 5 gue bangun berkat alarm roomate gue, Riska yang membahana. Dengan tubuh pegal warbiasah gue mandi, shalat dan bersiap untuk sarapan di restoran hotel. Kita berangkatlah dengan minibus menuju Mango Factory ini. Sesampai disana kita langsung di ajak keliling mengintip tempat produksi. "No camera guys!" Yah, pada kali ini kita harus menggunakan mata dan telinga langsung. Perusahaan memiliki kebijakan untuk wisatawan agar tidak mengambil gambar di kawasan produksi. Supaya nggk di intip sama saingan kali ya? Kita masuk ke dalam ruang produksi. Gue meli...

segitiga ituu....*mikirr

Suka duka jadi anak kos itu pasti adalah ya,  dimana kadang kala kita harus makan nasi putih aja, nggak mandi kuliah karena lampu mati *otomatis air juga ikutan mati, makan bareng dan sebagainya. Sebagai anak kos yang baru berumur setampuk pinang, yaa sekitar 8 bulan kurang lah, gue mengalami berbagai hal yang bisa jadi pernah dialami oleh cewek kos lainnya. Awal-awal masuk ke dalam kos-kosan gue cukup terkejut karena gue harus ngurus semua hal sendiri, mulai soal makan, nyuci baju semua hal pokoknya sampai masalah uang. Gue merupakan mahasiswa yang hadir karena beasiswa, soo Indonesia teerimakasih telah membiayai gue. Ehh, ngelantur kemana ini. Di kosan gue ada beberapa kamar mandi dan satu lahan buat ngejemur baju. Dimana berbagai hal menyangkut urusan cewek terjemur disana, mulai dari luar sampai dalam *silahkan dicerdasi yaaaa Di daerah kamar mandi, ini gue berikan sedikit gambaran. Ada dua kamar khusus untuk mandi, dan 2 kamar khusus BAB. Nah kamar-kamar in...