Bebarapa waktu lalu film Hotel Mumbai ramai jadi pembicaraan. Cerita yang berdasarkan sejarah yang diangkat ke layar kaca ini menuai ragam respon positif dari pengamat film.
Hotel Mumbai merupakan garapan dari Anthony Maras yang rilis pada 20 Maret 2019. Dia juga pernah menggarap The Palace (2011), Last Ride (2009), Azadi (2005) dan lainnya. Film ini mendapat respon dan ulasan yang postifi dari berbagai belahan dunia.
Hotel Mumbai juga mendapatkan beberapa penghargaan di Adelaide Film Festival 2018, Australian Directors Guild Awards 2019, Palm Springs International Film Festival 2018.
Flim ini diperankan oleh artis ternama seperti Dev Patel, Armie Hammer, Tilda Cobham-Hervey, Nazanin Boniadi, Jasoon Isaacs, Natasha Liu Bordizzo dan artis senior Anupham Ker. Semua pemain tidak diragukan lagi prestasinya dalam bidang akting.

Sinopsis
Cerita dibuka oleh adegan segerobolan orang yang naik perahu karet menuju Mumbai. Mereka adalah para teroris yang ingin menebar teror dibeberapa titik di Mumbai. Dipembukaan adegan terdengar kalimat provokasi yang menuntun para teroris untuk semakin kuat menebarkan teror. Apalagi jika tidak mengatasnamakan jihad (isttilah berjuang dalam Islam).
Film menceritakan bagaimana perjuangan para pegawai Hotel Mumbai untuk menyelamatkan para penghuni dari serangan hotel. Arjun (Dev Patel) salah satu pegawai yang sedang berjuang mengumpulkan uang untuk kelahiran anak keduanya. Dia harus berhadapan dengan permasalahan hotel yang diserang oleh teroris.
Serangan teroris terdapat disejumlah titik. Mulai dari stasiun, kemudian cafe dan selanjutnya Hotel Mumbai. Misi mereka adalah membunuh orang Amerika yang menurut para teroris sumber dari kehancuran dunia.

Kenyataan yang menyakitkan adalah yang mejadi teroris adalah pemuda kampung yang baru perdana kali datang ke kota. Mereka melalui telepon seluler berkomunikasi denga orang yang mereka panggil 'Brother'. Dia adalah otak dan motivasi dari para remaja ini melakukan tindakan teroris.
Setelah meledakan cafe yang tak jauh dari lokasi hotel, kepanikan pun datang. Warga dan turis berlari menyelamatkan diri ke hotel karena mereka merasa hotel adalah tempat teraman. Di antara kerumunan itulah teroris bisa masuk ke dalam hotel.
Hotel Mumbai merupakan hotel berkelas yang begitu ternama di kalangan turis. Bahkan orang-orang penting, orang asing dan konglomerat akan menginap di sana. Begitu juga pelayanan kelas dunai begitu dipuja di hotel ini. Mungkin karena ramai orang asing inlah para teroris memburu hotel menjadi sasaran teror.

Dengan senjata lengkap, para remaja ini membunuh semua orang yang ada di hotel. Tanpa pandang bulu! Mereka datang ke setiap kamar, menggedor kamar dan membunuh dengan kejam dan tanpa ampun. Dipandu oleh orang yang mereka panggil saudara, mereka membabi buta membunuh siapapun yagn terlihat oleh mereka. Terutama orang asing.
Salah satu penghuni hotel di sana adalah Zahra (Nazanin Boniadi) salah anak dari orang terpandang di India. Bersama suami bule, anaknya yang masih bayi dan pengasuh bayinya yang juga orang asing menginap di Hotel Mumbai. Dan ketika serangan datang, Zahra bersama suaminya sedang berada di restoran. Sedangkan baby sitter dan anaknya berada di kamar hotel.
Ratusan korban berjatuhan, bahkan suami Zahra dibunuh oleh teroris di depan matanya. Zahra, suaminya dan beberapa orang asing menjadi sandera hidup para teroris untuk dibunuh satu persatu di depan kamera. Namun suasana berubah, para teroris pun membunuh semua orang yang menjadi sanderanya, termasuk suaminya.

Dan saat giliran Zahra, teroris pun berhenti dan ragu karena Zahra melantunkan ayat suci Alquran. Teroris ini terkejut dan ragu untuk menembak karena trnyata Zahra seorang Muslim. Desana dari telfon terus menyuruh salah satu teroris ini untuk membunuh. Namun dia mengalihkan tembakannya dan mengurungkan niatnya membunuh karena Zahra dalam kondisi berdoa (Salat).
Ketegangan semakin menjadi tatkala para penghuni hotel yang selamat berjuang melarikan diri dari tembakan teroris yagn sadar akan keberadaan mereka.
Singkat cerita, tim dari pusat pun datang dan langsung menyerang ke dalam hotel. Polisi India pun memburu tanpa basa-basi semua teroris. tidak hanya di hotel, namun juga di beberapa titik yang dikuasai teroris.

Review
Dari film ini gue diajar bagaimana kehidupan hotel, apa yang dipikirkan teroris dan cara teroris menyebarkan ketakutan. Sungguh, di awal cerita gue udah merasa deg-degan.
Film yang berdurasi 2 jam ini membawa gue ke dalam ketegangangan, seolah gue juga berada di dalam hotel dan berhadapan langsung dengan teroris. Bayangkan 10 menit pertama film saja, kamu akan melihat adegan pembunuhan dan tembak-tembak. Dan sampai film ini berakhir gue nggak bisa bernafas tenang karena tegang!
Sumpah, film ini bagus. Berangkat dari kejadian nyata serangan terortis di Taj Hotel di Mubai tahun 2008 silam, dan berhasil kembali membangun emosi yang sama saat gue menonton. Sedih tentu! Takut, marah, prihatin semua bercampur aduk.
Satu hal yang gue suka dalam film India, yaitu mempertahankan nilai budaya yang ada. Seperti saar Arjun yang menjelaskan maksud dari sorban kealanya, sapi yang suci di INdia dan lainnya.
Dan tanpa ragu, film ini juga memperlihatkan bagaimana lemahnya kepolisian India dalam menghadapi permasalahan teroris di masa itu. Menurut gue bukan permasalah mudah membawa aib negara ke dalam sebah karya film yang ditonton dunia.
Begitu juga aktor yang berada di dalamnya yang juga berhasil membawa penonton ke dalam suasana tegang. Seolah tak ada cacat, seolah tak ada keraguan, aktor seperti benar-benar berada di dalam teror yang menakutkan.
Secara keseluruhan gue respon positif film Hotel Mumbai. Ketakutan, pola pikir yang dibawa film ini menuntun kita untuk selalu mewaspadai orang-orang yang radikal.
Sumber Foto: IMDb
Komentar
Posting Komentar