Langsung ke konten utama

Perdana Naik Kereta Api..Tuut Tuut... ke Yogyakarta





Siapa sih yang tak kenal dengan Kota Yogyakarta? Kota romantis yang menyimpan jutaan cinta dan budaya yang membuat orang ingin ke sana.

Saat pertama kali merantau, naik kereta api lintas Jawa adalah salah satu daftar yang harus saya penuhi. Entahlah, mungkuin efek di Padang tidak ada kereta sejenis kali ya? Pokonya saya sangat penasaran rasanya naik kereta api yang menghubungkan kota-kota besar di puau jawa.

Anomali kereta semakin menghantui saya saat melihat arus mudik dimana tiket kereta selalu habis, stasiun kereta selalu padat dan orang rela mengantri berlama-lama membeli tiket tambahan. Semakin penasaranlah saya.

Setelah lebaran kemarin, tepatnya dibulan Juli, tanggal 13 Juli 2019, saya bersama rekan liburan ke Yogyakarta. Kami berdua sangat berantusias ingin ke Yogya semenjak awal merantau. Dan setelah lebaran kami mewujudkannya.

Saya melakukan pemesan tiket kereta dengan aplikasi KAI Access, aplikasi pemesanan kereta api. Di sini kamu bisa memesan semua tiket kereta yang dilayani PT KAI.

Setelah dipilih-pilih, kami pun memilih naik kereta kelas Eksekutif seharga Rp 320 ribu. Berangkat dari Pasar Senin pukul 21.15. Saat itulah petualangan baru di mulai.

Bangku kereta eksekutif


Sepulang kerja pukul 18.00 WIB saya langsung menuju Stasiun Pasar Senin. Karena saya khawatir akan terlambat alias tertinggal kereta saya target pukul 19.30 sampai di stasiun.

Sesampai di stasiun, orang-orang pun terluhat sangat ramai. Ya wajar saja karena mau weekend kan ya. Dan saya menjadi salah satu orang yang meramaikan Stasiun Pasar Senin.

Tepat pukul 20.20 WIB rekan saya sampai di stasiun. Perut lapar pun memanggil-manggil untuk segera beli makanan. Dan saya pun membeli nasi goreng dan selesai pada pukul 20.40 WIB.

Rasa khawatir pun datang, apakah masih bisa masuk ke dalam peron 30 menit sebelum keberangkatan? Hati dagdigdug pun mengiri kaki saya berjalan ke arah petugas untuk check ini.

Dan ternyata bisa!

Ruang kaki yang lega


Check in kereta pun tidaklah ribet. Tunjukan tiket dan KTP, udahhhhhh... selesai deh! Kita langsung jalan ke arah peron kereta tujuan.

Kami pun langsung menuju gerbong yang ditunjukan tiket. Orang-orang pun ternyata masih sepi di dalam gerbong, padahal jam menunjukan pukul 21.00 WIB.

15 menit lagi kereta akan jalan. Tak lama kemudian orang-orang mulai masuk membawa barang-barang. Bahkan rekan saya pun sempat salat Isya dahulu. Berarti saya menyimpulkan naik kereta tidak lah ribet, yang penting hadir sebelum kereta jalan.

Masinis pun menyapa penumpang dan kereta siap diberangkatkan. Namun saya mengalami kendala, yaitu bangku yang kami duduki goyah. Jika kami tidak menahan dengan kaki, bangku akan bergoyang dan berputar tak tentu arah.

Setengah jam keberangkatan kami pun melapor kepada petugas bahwa bangku kami mengalami masalah. Selama 30 menit lebih juga saya meminta maaf pada penumpang yang ada dibelakang saya untuk memaklumi karena bangku kami goyang, dan akan mengganggu aktivitas mereka. untung saja orang belakang ramah dan tidak mempermasalahkan.

Yang menjadi perhatian saya adalah bangku eksekutif yang tak terasa eksekutif. Ya, terkesan sedikit suram lah, tidak seperti di foto-foto yang beredar di internet. Padahal kelas eksekutif lho. Kemudian saya memaklumi mungkin saja gerbong tua atau efek dari kereta yang campung dengan gerbong bisnis.

Teman saya saja nyeletuk "lebih cakepan bisnis tau!" namun saya tidak mengubriskan.

Pembagian selimut


Selama 8 jam menikmati perjalanan, saya hanya tidur. Oh ya, kita mendapatkan selimut dan bantal. Bangkunya juga lumayan nyaman dan ruang kaki juga luas. Ya selama perjalanan kami menikmatinya.

Saya juga mencoba ke toilet kereta yang ternyata tida kterlalu luas. Namun untunglah sedikit bersih dan airnya juga lancar.

Jadi di penutup cerita yang singkat ini, saya ingin memberi tips. Bila kamu ingin menikmati perjalanan ambilah kereta yang jalan diwaktu siang. Namun jika kamu ingin istirahat dan menyimpan tenaga di destinasi tujuan, ambilah kereta malam supaya bisa menyimpan tenanga untuk esoknya.

Apakah naik kereta api efektif untuk traveling?

Jawaban saya adalah tergantung kondisi. Jika kamu punya waktu yang lapang dan emang jalan-jalan santai, bisa memilih kereta untuk sarana transportasi. Namun jika terburu waktu, ada baiknya menggunakan pesawat.

Intinya, naik kereta api menyenangkan!






































Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

ASUS VivoBook Ultra A412DA, Leptop Tipis Kekinian yang Buat Milenials Jatuh Cinta

Kita adalah generasi yang hidup di zaman digital. Butuh semua yang ringkas, cepat dan yang pasti juga bergaya. Zaman yang semakin canggih dan kebutuhan yang semakin menuntut untuk cepat tanggap membuat kita butuh alat pendukung yang juga mumpuni. Salah satunya adalah leptop. Penyimpanan data penting, foto perjalanan, dan juga ragam ide tulisan membuat kita sangat bergantung dengan leptop. Apalagi yang pekerjaannya dalam dunia tulis-menulis seperti jurnalis dan blogger. Sebagai anak milenials yang suka berbagi sesuatu di media sosial dan pekerjaan di dunia tulis-menulis,, saya membutuhkan leptop yang sangat mudah untuk dibawa-bawa. Walaupun ponsel zaman sekarang sudah semakin canggih dengan memori yang juga besar, kebutuhan akan leptop untuk dunia tulis-menulis tidak akan terputuskan. Layar yang fleksibel dan nyaman Seberapa penting sebuah leptop yang mudah dibawa kemana-mana? Sangatlah penting! Memorinya yang besar, baterainya...

Apa Rasanya Naik Pesawat?

Berpergian dengan pesawat mungkin tidak semua orang bisa menikmatinya. Ada yang memang belum ingin naik pesawat dan juga belum ada kesempatan mencoba. Dulu bagi saya naik pesawat adalah momen yang tidak mungkin bisa saya lakukan. Sebagai anak desa yagn besar dengan uang bertani dan upah menjahit, bisa sekolah dengan nyaman dan makan yang lengkap adalah kecukupan yang patut saya syukuri. Dulu, saat auman mesin pesawat yang melintas di atas langit sekolah terdengar, berbondong-bondonglah saya bersama kawan-kawasan keluar kelas sembari berteriak "pesawat.. pesawat," dan menegadahkan kepala sambil mengikuti laju pesawat yang semakin menjauh. Setelah lenyap masuk ke awan, kami pun masuk kembali ke dalam kelas. Mungkin bagi sebagian orang naik pesawat adalah hal yang biasa atau bahkan lumrah dalam kesehariannya. Liburan naik pesawat, menuju ibukota adalah hal yang membanggakan dan patut dipamerkan kepada kawan-kawan. Apalagi ada foto saat di bandara mengenakan jaket ...