Langsung ke konten utama

sang pemilik mata


Lo pada pasti pernah ngerasain bagaimana rasa mengagumi seseorang secara diam- diam kan?
Menyimpan perasaan tanpa ada seorangpun yang mengetahui?
Pasti pernah.

Bicara soal perasaan yang terpendam, gue juga punya cowok yang gue kagumi sejak kelas 2 SMA sampai sekarang.  Kita sebut aja namanya Teguh. Gue tau namanya setelah 1 tahun kekaguman gue pada sesosok seorang  Teguh.

Begini ceritanya..
Setiap pagi gue selalu nunggu angkot atau ojek di persimpangan rumah gue. Dengan wajah paling bolon sedunia, gue plototin jam yang masih nunjukin pukul 06.40 WIB.
Sial! Gue kepagian berangkat. Tumben!

Dengan kesal gue, gue hentakin kaki gue ke jalan. Kampret! Sakit!
Agght!
Jalanan masih sepi, sesekali angkot yang arahnya berlawanan dengan tujuan gue melintas.
‘angkot dek?
‘mm..nggak bang’, mereka pun berlalu.
Lalu lewat satu lagi ‘’angkot dek?
‘nggak bang,’’ merekapun pergi.
Lewat satu lagi ! sebelum mereka bertanya, gue jawab NGGAK BANG!

 Dan tak lama kemudian lewatlah beberapa motor anak sekolah, ternyata para junior dan senior gue. Dengan senyum seikhlasnya gue noleh ke arah mereka dan menerima klaksonan doank!
Dan beberapa menit kemudian, dari kejauhan gue melihat ada motor, melaju perlahan,’ paling junior gue!

Dan tak lama kemudian motor itu semakin mendekat, dan _sheeett!­
Wajah yang ditutupi helm, dan hanya menampilkan dua bola mata yang sangat tajam dan melirik ke arah gue...dan,
GUE TERPESONA!

Owh shitt!
Ue mengalami seperti yang di sinetron yang ada di spacetoon ( sejak kapan ada yah sinetron disitu?), pokonya seperti kejadian cewek yang terpesona karena kedatanganseorang cowok.  Angin berhembus lembut, jilbab gue berkibar- kibar, tiba- tiba detak jantung gue nggak normal, kencang. Keringat gue terasa dingin dan sejenak ..
Nafas gue berhenti...

Sejenak, gue nggak bisa ngedip. Pikiran gue kaku.
What happen??
Apakah ini, yang namanya terpikat pandangan pertama?
Gue nggak tau.

Tiba- tiba..
‘woi! Melamun!’ teriak Dayet, tetangga gue.
owh, shit! Lu ngagetin gue!’ jawab gue menghela nafas.
‘kenapa lo?
;nggak ada’,
‘owh! Gue duluan yah? Maaf nggak bisa numpangin lu, Adi nungguin di depan’, katanya sambil berlalu.
‘oh oke!

Beberapa saat kemudian, angkotpun menghampiri gue. Dan tanpa pikir panjang, langsung gue naik.

Sesampainya disekolah, gue bengong nggak karuan. Dunia serasa bisu, dan entahlah! Gue nggak terlalu ingat bagaimana perasaan gue pada saat itu.

Walaupun hari itu gue banyak diam dari pada ngomomng, tapi sasaran untuk teriakin buk De nggak akan pernah berubah. Kalau nggak gue, Isaik atau Memok. Dan pada hari ini adalah GUE!

Pelajaran fisikapun dimulai, dan kami berada di labor. dan sangat tumben sekali gue mau mencatat yang diajarin buk De, tumben sekali pemirsa.
Sampai anak- anak kecebong ( teman lokal gue)’ tumben lu rajin?!

Setelah menerangkan beberapa materi ,Bu De pun masuk keruangannya, dan meninggalkan anak-anaknya yang pasti kesenangan dan akan liar jika beliau menghilang.

Baru beberapa detik bu De dalam ruangannya, terdengarlah teriakan Memok, Isaik, Taji dan Nono.
‘eh eh! Kemarin Nono godain cewek lohh?? Memok membuka cerita.
‘ih serius lo? Taji nongol.
‘alhamdulilah ya Allah Nono kembali normal’ ujar Isaik.
‘woi! Enak aja! Nggak ada, itu mah Memok ngarang doank. Gue godain cewek? Idih! Yang ada cewek yang godain gue!
‘idih! Berarti kalau cewek yang godain lu, berarti lu tu apa hayo haa!’ sela Taji.
‘BANCI! Teriak anak-anak lokal.
‘hahahahahahah’ Memok dan Isaik pun tertawa terbahak- bahak! Keras!

Dan dari dalam ruangan terdengarlah senandung lagu bu De ‘’SYANTI! SUARA KAMU ITU TOLONG YA! BERISIK!

Gue kaget donk! Orang nggak ngapa-ngapain dari tadi,dan gue yang diteriakinpun membalas ‘LAH! ITU MEMOK DAN ISAIK BUK, BUKAN AKU!

‘TETAP AJA SUARA KAMU YANG PALING BESAR! Bu De ngotot.

‘TAPI BUKAN AKU BUK!
‘OH BUKAN YA? YA SUDAH!

Dan anak lokalpun tertawa cekikikan ‘ kurang ajar lu Mok, gue yang di teriakin, lu yang kesenangan.
Ya Tuhan, sabar sabar sabar!

Kebingungan gue pun berlanjut sampai malam harinya dimana gue tidak bisa berfikir jernih akan tugas yang di berikan pada siang tadi. Fikiran gue masih di hantui oleh dua bola mata yang menatap tajam, tepat di hati gue. Dan jujur, its hard to forgetten!

Malampun masih berlanjut, dan sampai dengan bodohnya gue bertekad untuk bangun pagi dan melihat kedua bola mata itu kembali.  Tanpa pikir panjang,  gue langsung atur waktu alarm tepat jam lima pagi.

Dan  benar saja, alam mendukung niat gue untuk bangun pagi, dengan membuat perut gue mules nggak karuan sehingga memaksa kaki gue untuk berlari ke kamar mandi. PLONG ABIS!

Tak ada yang berubah, Cuma getaran hati gue yang semakin kencang. Tidak sabar ingin bertemu dengan pemilik mata yang menghantui gue.
‘tumben cepat bangun kamu,’’ perkataan mama membuat gue kaget.
‘iya, sakit perut ma! Jawab gue meringis.
‘makan apa kamu kemarin?
‘bakso, mungkin kebanyakan saus.’jawab gue asal sambil melanjukan aktifitas persiapan untuk kesekolah.

Gue lihat jam, owh! Sudah jam 06.45 am. Bisa telat gue, bukan telat sekolah tapi telat melihat pemilik mata itu. Hehehe! Guepun bergegas ke depan, dan tiba-tiba ,
‘Syanti, buatin papa kopi dulu. Setelah itu baru pergi sekolah,’’ teriakan papa menghentikan langkah gue
‘hah? Aduh! Telat ini pa,’ gue bantah.
‘telat apanya? Biasanya kamu jam segini baru mandi juga. Cepat! Atau jangan minta uang jajan lagi! Ancam papa.
‘eh! Iya deh, sebentar! Dengan langkah gontai  gue balik ke dapur dan menyelesaikan perintah Bokap gue.

Dan benar aja, gue telat melihat pemilik bola mata itu, dan untuk beberapa hari gue tidak melihat dia lewat lagi. Perasaan sedih, harap bercampur menghampiri hari- hari gue setelah itu. Penantian yang tak kunjung datang, mengawali setiap paginya. Eits! Tapi itu semua tidak merubah keadaan gue dalam belajar. Malah gue semakin semangat.

Udah hampir satu bulan, gue tidak mendapati lagi pertemuan dengan pemilik mata itu, dan pada suatu hari pagi.

‘SYANTI! KAMU TIDAK AKAN SEKOLAH? SUDAH JAM SETENGAH TUJUH MASIH TIDUR!’’teriakan bapak gue ngebangunin mimpi gue yang nggak karuan.
‘iyaaaa paaa!

Dengan langkah seperti biasa, gue menuju kamar mandi dan mandi deh! Heheheh!

Sekarang, gue tidak seperti hari kemarin, terburu- buru bisa menunggu di depan dan berharap bisa bertemu dengan pemilik mata itu. Dengan santai gue berdiri di persimpangan, sambil memegang secarik kertas yang berisi rumus Fisika. Walau tampang kriminal gini, gue rajin menghafal rumus, yaa ! walau gue nggak pernah tuntas dalam menghadapi ujian fisika.

Tiba- tiba jantung gue berdetak kencang, lah! Kenapa ini? Apa gue terkena serangan jantung? Wah!  Nggak nggak! Ngaur ini otak!

Tidak beberapa lama kemudian, lewatlah sang pemilik mata yang sudah lama tak aku lihat. Dan hari ini dia tidak menggunakan helm.

Dengan sangat lambat semua itu terlewati, seperti film romantis pada umumnya, ketika sang pujaan lewat, dia diiringi oleh angin sepoi-sepoi sehingga sedikit rambutnya bergoyang, kemudian kamera akan meng-zoom in bibirnya, hidungnya, kemudian matanya dan secara keseluruhan. Dan kamera pada saat ini adalah mata gue.

Waw! Ciptaan Tuhan yang sangat sempurna, wajah tidak terlalu bulat, hidung jambu, bibir yang tidak terlalu lebar. Berkulit putih diiringi mata yang hitam yang selalu di hiasi alis mata yang tebal. Badannya tinggi, tapi sedikit kurus.

Dan dia berlalu..

Alhamdulilah !Sedikit pemandangan yang sangat gue nikmati sebelum pergi ke sekolah. Heheheh! Lumayan, pengobat rindu tak jumpa selama hampir satu bulan. Mungkin Tuhan memberi izin pada gue supaya bisa melihat dan menikmati salah satu mahluk ciptaannya yang gue demen sampai sekarang.

Haripun berlalu, diiringi dengan hampir setiap hari gue bangun selalu pagi, berangkat selalu cepat dan waktu selalu memberi gue kesempatan untuk melihat sang pujaan hati lewat.

Beberapa bulan sudah gue mengagumi sampai akhirnya dengan keberanian yang sebesar upil, gue mulai mencari informasi tentang laki-laki itu. Lah? Kenapa cerita gue seperti cerita cinta lawas ya? Haah!

Yang jelas gue tahu, dia berasal dari salah satu SMA terbaik yang berada di Tanah Datar. Itu saja, kenapa gue bisa tau? Karena gue melihat seragam yang dipakainya dalam hari- hari tertentu.

Selesai pelajaran Fisika ( kok cerita gue selalu dibeluti oleh Fisika ya?) dengan tidak direncanakan sama sekali, gue berjalan dengan Encik, dan dengan polosnya gue nanyain sang pemilik mata yang menghantui gue selama ini.
‘Cik, kira- kira di Tanjung ( salah satu nama kampung, yang tidak jauh dari tempat gue) ada nggak cowok yang make Mio Soul abu-abu?’
‘mm. Ada sih! Ada beberapa’, jawabnya santai
‘kalau anak SMA 3?’,
‘oh Teguh. Dia mah tetangga gue.’ Jawabnya dengan sangat santai.
‘hah? Serius lo?’ tanya gue dengan sangat ambisius.
‘seriuslah! Namanya Teguh Fragma. Liat aja di Facebook’’, dengan santai dia ninggalin gue yang sangat cengangapan mencari oksigen karena sangat terkejut. Ternyata gue goblok! Tuh orang mah nggak susah amat ternyata cari informasi. Helehh helehh!

Tanpa berfikir panjang gue memutuskan untuk sepulang sekolah langsung menuju warnet yang tidak jauh dari tempat gue. Dan mencari tersangka. Hohohoh!

Benar saja! Dapat! Ini dia! Gue add! Lihat sedikit profil dan setelah puas dengan informasi yang didapat  langsung gue pulang dengan pengharapan yang sangat penuh.

Setelah hari itu, setiap hari gue pergi ke warnet untuk melihat permintaan gue apakah sudah di terima tau sekedar melihat status terbarunya. Gue tegaskan SETIAP HARI. Gila kan? Bahkan gue sampai nggak jajan, demi bisa ke warnet! Busyett dah!
Dan begitu juga setiap pagi, gue selalu bangun pagi dan mendapati ti orang setiap harinya ke sekolah.

Walau hanya melihat sejenak,  walau gue hanya berani menoleh setelah dia membelakangi gue, tapi gue senang. Karena iitulah kesempatan gue bisa melihat tu orang. Sungguh cinta yang sangat menggelikan bukan?

Setelah beberapa minggu, akhirnya penantian gue berbuah, permintaan gue diterima dan resmilah gue mengenalnya di dunia maya. Walau tu orang sangat tidak peduli siapa gue, apa alasan gue ngeadd dia, kenapa gue selalu berdiri setiap pagi untuk melihat dia berangkat kesekolah?
Gue hanya mengatakan itu dalam hati. Huhuhu!pedih coy!

Kebiasaan gue bangun pagi merubah sedikit otak gue untuk mau belajar, hingga ada peningkatan dalam akademik gue. Lumayan ding! Cinta sekejap mata berlanjut, nilai pun yahut. Betul?

Dan tidak lupa peran sahabat gue Encik ini sangat pentig dalam kisah gue ini. Kenapa tidak? Gue selalu mendapatkan informasi tentang dai dari Encik.
-          dia pintar loh!
-          Dia punya kakak dan adik
-          Dia suka sepak bola.
-          Dia tidak homo! ( ini mah karangan gue doank!) hehehe!

Dan informasi lainnya.

Dan Tuhan sangat mendukung niat gue untuk ngefans ama ini orang, dengan gue punya ponsel baru, yang dimana gue bisa buka facebook sepuasnya ( baca: dengan ambil paket internet!). setiap menit nggak henti- hentinya gue lihat FB tu orang. Ini serius loh!
Sampai akhirnya gue nekad untuk mengirim pesan lewat chat.
‘haaaaaaii.

Kalau nggak salah ada gue makai gaya tulisan alay giu deh, huruf besar kecil. ‘’HaaAaAii...!

Semenit kemudian, nggak di balas.
Satu jam kemudian, tetap nggak ada balasan,
Satu hari, nggak ada balasan.
Satu bulan, tetap nggak!
Dua setengah tahun kemudian, tetap tidak dibalas.! Kasian sekali gue!

Karena penantian seperti tidak ada respon, gue memutuskan untuk melupakan harapan pada pemilik mata itu. Dengan cara, memalingkan muka setiap dia lewat, gue nggak memperdulikan setiap geraknya lagi. Dan gue hanya sebatas pemberi like dalam setiap status facebooknya.

Pada suatu hari, gue buka FB dan Teguh Fragma like yours status.!

Gue kaget ! mimpi apa gue semalam, status gue di like ama tu orang?
Gue seneng banget! Sampai gue cerita ke Memok keesokan harinya.
‘mok, lu tau nggak?’ dengan nada yang sangat gembira, wajah berseri-seri dan mata berbinar-binar.
‘nggak!’, jawabnya ketus sambil melanjutin main game di leptopnya.
Pengen rasanya gue ambil batu dan nimpukin ke kepala ini orang.
‘ih sumpah lu yak! Ah!’ gue ngambek dan pergi dengan kesal.
‘eh eh!  Bercanda ding. Apa sayang? Cerita sama mami’, katanya sambil membujuk gue, dengan mulut monyongnya membujuk anak kecil ngambekan.
‘mmm. Okeh!’ muka gue kembali berseri dan nada bicara gue kembali semangat.
‘apa?
‘STATUS GUE DI LIKE AMA TEGUH!’’ Nada gue dengan sangat tinggi dan sangat ceria sekali sampai satu lokal ngedenger!
‘oh!’ jawabnya dengan sangat santai.
‘gitu doank? Tanya gue dengan sangat jengkel.
‘iya terus apa lagi coba? bisa aja dia asal ngelike aja kan? Dan nggak memperhatikan apa status lu?’ katanya dengan sangat santai dan tanpa ada nada belas kasihan dan tidak memikirkan perasaan gue sama sekali.
Pengen rasanya gue ambil golok dan mencincang memok menjadi 10 bagian, supaya orang sekampung bisa makan ( catatan :Memok gendut)

Dengan sangat tidak semangat sekali, gue setuju dengan perkataan memok. Bener juga yah?kan bisa aja dia asal ngelike doank! Ah! Pengharapan yang sangat bodoh.

Semuapun berjalan sesuai kodratnya. Begitu juga gue yang hanya menikmati pemandangan mata yang tajam itu sambil mengubur dalam- dalam pengharapan gue. Walau terkadang harapan itu tumbuh disaat gue mencoba menghibur diri.

Sampai akhirnya, kenaikan kelas 3 pun menjelang, dan sangat gue ketahui Teguh telah melewati Ujian Nasional, dan menuju bangku perkuliahan.
Kenapa gue bisa tau? Tentu karena Encik donk!

dan gue masih ingat bagaimana gue berharap penuh pada balasan pesan yang gue kirim, bahkan dengan tololnya gue melampirkan nomor HP gue di profil gue, demi apa? Supaya nanti tersirat dalam fikiran Teguh untuk menghubungi gue. BODOH KAN?!
Ditambah lagi, setiap ada cewek yang ngoment statusnya, langsung gue buka profil tu cewek! Kampret! Ceweknya cantik nian. Kalah saing gue.
Dan saat gue liat lagi, ternyata dia sudah punya cowok. Wah! Berkurang saingan gue.

Dan ada lagi cewek yang ngoment fotonya. Siapa sih ini orang! Resek banget deh. Membuat ue semangin mengap- mengap melihat segala komentnya di foto dan status.
Dan gue buka lagi profilnya, dan ternyata,
Dia kakaknya Teguh!
Haaaaaaaah! Legaaa...

Pernah terlintas dalam pikiran gue seperti ini,’ah! Mungkin dia sedang fokus dengan ujiannya kali, setelah UN pasti dia buka Fb dan memperhatikan nomor HP gue.

Dan gue masih melanjutkan hidup gue dalam penantian dan pengharapan.

Tanpa gue sadari, gue udah kelas tida SMA. Dan masih belum ada kejadian yang berarti untuk penhgarapan gue. Tidak ada nomor baru yang mendatangi.

Dan rasa keputus asaan pun menjelang dan menghantui gue. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk menerima hati seorang cowok yang untuk sejenak bisa menghilangkan sang pemilik mata dalam pikiran gue.

Memang benar kata orang, kalau sesuatu hubungan itu di paksakan, pasti hasilnyatidak akan sempurna. Dan salah satu pihak pasti akan kecewa. Dan itu gue lakuin dengan memutuskan hubungan karena alsan tertentu, dan salah satunya adalah pemilik mata itu. Gue belum bisa melupakannya.

Dan hidup gue kembali berjalan normal berkat teman  sekelas gue yang selalu bertingkah aneh, sehingga membuat gue harus berfikir keras bagaimana memperbaiki generasi muda yang akan merusak di masa depan ini. Hehehe!

Dan tentu, setiap pagi gue tidak akan melihat pemilik mata itu lagi, karena menurut sumber( baca: Encik) dia diterima Hukum UGM. Waw! Jauh dan hebat sekali itu orang yah, itu yang ada dalam pikiran gue.

Dan sejak saat itulah gue bertekad untuk bisa masuk perguruan tinggi. Mengikuti jejak sang pemilik mata. Dan benar saja, tanpa terasa gue sudah di penghujung SMA dan menuju bangku perkuliahan. Sebenarnya gue salah satu siswa yang masuk dalam mahasiswa undangan, tapi sayang, keberuntungan belum berpihak pada gue. Gue nggak lulus. Dan harus mengikuti ujian SNMPTN tulis untuk kuliah.

Dan gue mendapatkan kabar kembali tentang sang pemilik mata, bahwa dia lulus di STAN dalam jurusan Bea Cukai. Hebat! Semakin gue tergila.

Dan dengan beraninya gue berniat untuk ikut test STAN, demi apa? Salah satunya untuk menyusul dia. Dan ternyata mama ngusulin gue ikut test itu juga, karena beliau mendapatkan informasidari salah satu keluarga jauh, bahwa STAN iu gratis biaya kuliah. Dalam keluarga gue itu sekali yang di butuhkan, karena tanpa adanya beasiswa gue hanya bisa menamatkan SMA saja. Tragis!

Gue sempat kebingungan karena tidak ada sedikitpun panduan atau informasi yang jelas yang bisa gue pakai. Sampai akhirnya gue berfikiran untuk menanyakan perihal STAN pada pemilik mata itu.
Dan tentu lewat media Fb, gue ngoment statusnya.

Sebelum gue masuk dalam tahap itu,

Sore harinya gue pergi main ke tempat sahabat gue, Lusi, tapi gue biasa memanggilnya Ajo.. Dia sangat tau bagaimana gilanya gue asal mendengar nama TEGUH. Dan gue kebetulan lagi buka FB dan melihat status sang pemilik mata.
‘Ajo, nih ada status dari Teguh’, sorak gue kegirangan.
‘udahlah!  Percuma lu selalu update tentang dia, toh dia tidak tau siapa lo kan? Jadi jangan segitunya lah!’ jawabnya ketus.
‘ah! Biar, gue hanyamenikmati hidup sebagai pengagum rahasia. Kayak lo nggak pernah aja’, jawab gue membela diri.
‘ya mendinganlah gue. Nggak separah lo! Ngapain bertahun-tahun menunggu orang nggak jelas gitu?!
‘bodo! Yang jelas gue senang!

Dan dengan menggunakan modus STAN, gue langsung berpura-pura menanyakan tentang STAN.
Ini beberapa koment gue yang masih bisa gue ingat sekarang. Karena gue ngoment pakai bahasa Minang, jadi gue tulis dalam bahasa Indonesia aja.

Kak, maaf saya lancang mengoment status kakak. Gimana dan apa aja persiapan ikut test STAN kak?

Gue send! Dengan sangat pasrah gue nunggu balasan diiringi dengan detak jantung yang tak karuan. Dan gue lanjutin ngobrol dengan Ajo.  Tak lama setelah itu gue kembali membuka pesbuk dan melihat pemberitahuan.  
Teguh coment his status!

Oh great! Dengan ungkapan apa gue bisa menggambarkan kegembiraan ini! Pengen ue lari keliling kampung, nyebur di sungai dan berenang ke samudra dan berenang di kalangan hiu ( busyet! Serem amat dah).

‘AJO! TEGUH BALES KOMEN GUE! HAHA! Gue teriak nggak karuan, nafas gue nggak karuan dan gue lovat sana sini. Sungguh ekpresi yang di luar kendali! Sangat memalukan.
Tapi gue nggak peduli, gue merasa hidup kembali walau gue nggak tau apa balasan komentnya.

‘hah! Yakin lu? Nggak salah liat?’ tanya Ajo yang tidak percaya dengan apa yang gue katakan.
‘iya. Ini gue mau liat,’’ jawab gue dengan semangat sambil berjalan mendekatinya dan melihat ponsel bersama- sama.

‘oke. Kita liat apa komentnya yah? Huuf! Nggak pernah gue merasa setegang ini. Satu dua tiga!, lalu gue mengklik  pemberitahuan gue.

Tanpa ada kedip sedikitpun mata gue dan Ajo , kami melototi layar ponsel yang lagi loading! Dan tiba-tiba...
BATRAI LEMAH! MATIKAN!

Oh man! Shit!
 Hape gue mati! Aght!

‘gimana nih Jo? Mati Hp gue! Aght! Padahal rasanya jantung mau copot. Aght!’ gue kesal, rasanya gue mau ngebanting Hp gue yang mati.
‘ah! Lu juga!  Makanya, jangan dibiasakan dong nggak ngecas Hp gitu. Kerasa kan sekarang gimana pentingnya? Rasain tuh! Ajo ngomelin gue.

Dengan kesal gue hanya bisa bengong natapin Hp gue yang mematikan diri. Sial!
‘Jo! Gue pergi dulu ya.’’
‘kemana?
‘mau ngecas Hp! Nggak sabar gue bales koment tu orang, dah!’ dengan terburu- buru gue ambil sendal dan berlari ke jalan.
‘EH BEGO! MAU DI ANTERIN NGGAK? MAIN PULANG AJA!’ Ajo neriakin gue.
‘eh, iya ya. AJO ANTERIN GUE PULANG YA! Hehehe!’ lalu gue berhenti berlari dan balik arah kembali ke rumah Ajo dan dianterin pakai motor pulang kerumah.

Tanpa pikir panjang gue langsung ambil casan Hp dan ngecas deh!

Beberapa menit kemudian Hp gue nyala dan tanpa pikir panjang gue langsung buka aplikasi internet dan membuka Fb gue kembali. Tentu tanpa ada pikir lagi, gue langsung buka kembali pemberitahuan dan membaca balasan komentar gue.

Oh tidak apa. Yang penting belajar aja dek. Latih terus soal TPA.
Mau masuk STAN yah?

Ya Allahu Ya Robb..
Serasa mau lari keliling kampung dan teriak-teriak kegirangan, gue nggak bisa gambarin kegirangan gue. Sumpah! Setelah dua tahun lebih gue di anggurin, sekarang gue bisa balesan koment dengan sang pemilik mata. Ah! Berasa mimpi. Dengan nafas yang ngos-ngosan gue kembali duduk dan menatap layar ponsel gue, memastikan ini bukan mimpi! Ternyata ini nyata! Ahahah! Gue bahagia! Kalau aja saat itu adek gue minta uang, langsung gue kasih. Tanpa neko- neko.

Tapi gue bersyukur tu bocah sibuk dengan siaran Tv, dan tidak melihat gue kegirangan seperti ini. Kalau saja mereka melihat bisa tercoreng reputasi gue sebagai kakak yang baik. Hehehe!

Dan dengan tangan yang bergemetaran gue mengetik dan membalas komentar korban taksiran gue.

Iya kak. Oh begitu kak, berapa kali test yang harus di lewati kak?

Sebenarnya gue udah tau apa dan bagaimana test dan liku STAN, gue bales kayak gitu, supaya komentar kita nggak berhenti di situ aja. Jadi dengan susah payah gue menyusun pertanyaan yang akan gue lontarkan supaya sang pemilik mata tetap ngebales koment gue. MODUS dan RENCANA YANG SANGAT CERDAS.

Kemudian malam tetap berlanjut begitu juga gue terhanyut dalam komentar sang pemilik mata. Inilah rasa dari terlepas dari suatu beban yang menghantui gue selama ini.
Kemudian keesokan harinya, MODUS gue masih berlanjut. Ada saja topik yang gue ajukan untuk di bahas dalam komentar status dan chatting. Dan hari- hari gue terasa hidup. Sangat hidup! Hari terasa cerah,walau badai, halilintar menyambar kian kemari, tapi gue nggak peduli. Hati gue merasa terang, berwarna, cerah. Ah....

Ini masih gue ingat, dalam komentar status.

Eh kalau nggak salah, kak pernah liat Syanti deh.

Ya Tuhan..
Atur perasaan hamba ini kembali.
Gue nggak karuan.

Oh. Palingan kakak liat saya di persimpangan dekat kantor camat. Setiap kakak kesekolah.

Dan dia bales.

Oh iya iya. Ingat ingat kak.

Sumpah! Demi apa lah..
Gue nggak bisa lagi nahan emosi gue, ternyata selama ini dia menyempatkan diri untuk melihat ke arah gue. Buktinya dia ngoment kayak gitu.
La la la..

Gue senang,,gue senang,,
Siapa mau makan es krim? Siapa? siapa?

Sejak saat itu gue kembali nahan diri, supaya tidak terlalu menunjukan bahwa gue menyukai dia. Sang pemilik mata gue ketahui terakhir kalinya berada di Pontianak.
Beh... jauh sekali.
Sampai gue punya harapan bodoh seperti ini` ah biarlah kau di Pontianak, yang penting 5 tahun ke depan jemput aku.’!
Sekarang kalau gue inget gituan, gue malu!
Sumpah!
Kenapa gue kayak gitu banget mikiirnya yah, sampai MASA DEPAN!

Terus tiap gue liat dia on line, pasti gue nyapa. Segitu banget gue gila ama tu orang. Dan tu orang berbaik hati mau membalas pesan gue. Walau gue tau itu terpaksa sekali. Huhuhu!

Setiap gue melihat orang pacaran di depan gue pasti gue mikir ‘ kapan gue bisa dekat dengan sang pemilik mata itu?’
Saking galaunya gue ngambil foto profilnya dan gue simpan dalam Hp gue. Ya Tuhan! Hal bodoh apa yang gue lakuin? Tapi memang itu yang gue lakuin dulunya.

Tanpa terasa bergulirnya waktu gue lulus ujian tulis di Unand dengan jurusan Sastra Indonesia. Dan bodohnya gue, tanpa mikir ‘emang gue siapanya dia?’ gue bilang ke Teguh, tanpa ada dia nanya ke gue sebelumnya.
Memalukan kan?
Tapi itu wujud terimakasih gue, karena dia menyempatkan diri untuk mau berkenalan dengan gue dan memberikan sedikit warna dalam hidup gue.

Dan sekarang gue hanya bisa menyempatkan tersenyum saat gue melihat dia online melalui Fb gue karena gue mengingat kenangan dahulu pada sang pemilik mata, dan hanya menfollow twitternya dan sekali waktu gue pernah menanyakan kabarnya. Dan itu sudah beberapa bulan yang lalu.

Waktu tak akan berhenti disini, kecuali kehendak Sang Pencipta. Kita cukup menjalani dan menikmatinya. Salam super!

Hahaha! Kayak Mario Teguh aja gue.

Tulisan ini emang kesannya frontal abis. Tapi gue nggak ada maksud lain, hanya berbagi cerita. Inilah kisah gue terdahulunya saat zaman ketumbar. Semoga sang pemilik mata tidak tersinggung dengan tulisan gue yah.!
Amin!













Komentar

Postingan populer dari blog ini

wanita penggoda

Kejadian ini sekitar beberapa bulan yang lalu, tepatnya semester 1 dulu. Nah, kan ada nama mata kuliahnya SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA, dimana metode belajarnya adalah diskusi kelompok, kita dibagi perkelompok dan menerangankan satu materi. Ibuk yang ngajar jiwanya sangat ferrrr lah sama mahasiswa, beliau tuh kadang pulangnya cepet, masuknya nggak on time selalu. Pokoknya dosen faforit mahasiswa banget dah, Tapi pada suatu ketika nasib gue yang selalu di selimuti kekaluan yang cukup memprihatinkan, kambuh lagi. Ceweritanya begini, Kuliahpun dimulai dengan kata pengantar seperti biasa, ulasan minggu lalu. Metode belajar dengan dosen ini adalah dengan diskusi.   Sama seperti dosen lainnya,beliau membagi kami beberapa kelompok dan membagi   beberapa materi. Dan sekarang adalah giliran kelompok Buya yang akan tampil. Diskusi mulai hangat, begitu juga gue dengan kawan-kawan yang lain. Hangat untuk tidur .. Hangat untuk ngobrol... Hangat untuk guling- guling

Zero, Ketika Image Tampan Shah Rukh Khan Digoyahkan

Apa yang terbayang oleh kamu cerita film yang dimainkan aktor tampan Shah Rukh Khan? Sebuah drama romantis yang diceritakan oleh aktor dengan tubuh ideal namun dipisahkan dua kondisi sosial? Zero, drama sains fiksi India yang diproduksi dan dirilis tanggal 21 Desember 2018. Film ini diperankan oleh artis-artis ternama India yaitu Shah Rukh Khan, Katrina Kaif dan Anushka Sharma. Film ini merupakan garapan Anand L Rai yang terkenal dengan film-film komedi romantisnya. Flim Zero, mendapatkan rating di Imdb 5,9/10 saja. Film ini menceritakan tentang seorang pemuda yang bernama Bauua Singh (Shah Rukh Khan) yang dihadapkan dengan dua pilihan sulit. Dia bertemu dengan dua wanita yang sama-sama dia sukai. SINOPSIS Bauua Singh, pemuda kerdil yang dewasa yang selalu lari dari kenyataan hidupnya. Dia hanya beruntung terlahir dari keluarga mapan, dan dia tidak mau sedikitpun susah dan ingin senangnya saja. Sebagai pemuda tanggung, Bauua juga memiliki keinginan halu, yaitu menikah

Yeyy.... 'Liburan' ke Jepang!

Shibuya Crossing Penutup perjalanan akhir tahun 2019, saya mendapatkan kesempatan untuk liputan ke Jepang. Siapa sih yang tidak ingin ke Jepang? Saya salah satunya. Masih saya ingat momen saat Bunkasai di kampus, dimana semua tentang Jepang dipaparkan di sana. Salah satu yang menarik adalah penyewan baju yukata dan berfoto dengan latar Sakura. Sangat terlihat lucu dan saya tidak ada uang untuk menyewanya. Maklum saya salah satu mahasiswa kere di lingkungan sana. Kemudian saya celetuk asal-asalan kepada teman-teman saya "ntar aja dehm, gue mau foto di negaranya langsung saja," Tentu itu adalah ucapan asal-asalan mahasiswa yang makan saja susah. Boro-boro main ke Jepang. Namun beberapa tahun kemudian Tuhan berkata lain, karena urusan pekerjaan saya berkesempatan berkunjung ke beragam tempat. Jepang salah satunya." Sekedar informasi, Jepang adalah salah satu negara yang bervisa untuk paspor Indonesia. Dan saya mohon maaf tida kemngetahu s