Langsung ke konten utama

BUYA Vs 2013 ... ciee ciiee


Kemarin gue pernah nyinggung masalah tentang penyair galau kan?
Nah, sekarang ini gue mau nyingkap fakta yang sangat jarang terjadi dan sangat menarik.
 Buya jatuh cinta!
Sekali lagi gue katakan buya sedang jatuh cinta!
Penontonpun terperangah, kaget. Hal yang sangat menarik bukan?


Selama sejarah pertemanan kami, Buya adalah salah satu mahluk yang di cemari dan gue cemari sebagai lelaki yang mencintai jenisnya. Dan gue  masih nyimpan konsep seperti itu dalam kepala gue. Sampai akhirnya beberapa waktu lalu, Buya mematahkan teori gue.

Pada suatu hari ketika kita lagi ngumpul bareng di fakultas, mala bencana itu datang ketika Ajo mengungkap ‘Buya jatuh cinta’ itu. Dan kami semua terperangah.
‘’gue nggak percaya,’’ jawab gue dengan berapi-api, karena kalau memang terjadi terpatahkanlah teori gue.
‘’seius! Ini gue ada fotonya,’’ Andes nggak mau kalah sambil nyodorin ponselnya.
Lalu gue tatapin foto yang nggak jelas sama sekali itu, tapi emang itu adalah gambar buya. Walaupun jelek sekali kualitas gambarnya, tapi asalkan Buya yang di foto tetap akan jelas. Karena dia menyesuaikan. Sama jeleknya. Wew! Peace buy!

Gue terperangah, gue keliru selama ini menyangka Buya itu homo, karena dia sama sekali tidak menunjukan ketertarikannya pada wanita. Dan sekarang ia melawan nuraninya itu.

Makacih ya olloh!

‘’anak mana?’’ tanya gue dengan nada sedih. Bukan karena gue cemburu Buya naksir cewek lain, tapi gue sedih karena teori gue dipatahkan.huhuhu.

’’anak 2013,’’ jawab Ajo sambil menepuk-nepuk pundak Buya. Dan yang di tepuk hanya diam. Wah! Enaknya Buya ini dbacok habis,
‘’jurusan apa?’’ tanya gue dengaan KEPO-nya.
‘’sastra Indonesia juga,’’ jawab Alfi dengan semangat sambil sesekali melirik ke arah Buya.
‘’lo makai pelet apa Buy? Ayo! Ngakuu ngaku,’’tanya gue dengan biadabnya.
‘’kampret! Gue nggak makai gituan, asal lo ya!’’ Buyapun membela dirinya.

Tapi ini serius loh, semenjak adanya anak 2013 di fakultas, Buya berubah total. Dari yang dulu pakaiannya acak-acakan kuliah, makai kaus oblong, jarang mandi, sekarangsudah makai kemeja, dan sedikit rapi. Buktinya banyak cewek lokal yang bilang ,’’ eh, kok sekarang Buya bersih gitu penampilannya?’’

Dan satu hal lagi, sekarang Buya sering sekai nenteng HP-nya kemanapun dia pergi. Padahal dulu, jangankan nenteng, di keluarin aja nggak pernah. Kecuali buat nelfon dosen. Dulu, kita bisa seluasa makai hp Buya, kadang kita gunain untuk melempar kucing yang berkeliaran di BC. Tapi sekarang, boro-boro, megang aja nggak boleh.

Dan sekarang Buya selalu memasang tampang menunggu setiap menatap ponselnya, dan selalu senyum sendiri jika bales sms. Wah? Luar biasa yah anak 2013 yang mencuri hati temen gue, bisa ngerubah segitunya.

Nah, pada suatu malam yang sangat cerah, gue ditelfon Alfi dan di ajak untuk ngumpul di BC, karena berhubung nggak ada tugas malam ini, gue ikut aja.
Ternyata di BC sudah ada mahluk galau Andes, Ajo dan Buya.dan seperti biasa kita ngomongin yang nggak jelas, ngomongin dosen dan sampai akhirnya,
‘’eh Buy, cewek lu di asrama kan? Jak aja kesini! Kenalin donk ama gue!’’ otak busuk guepun membujuk Bya.
‘’eh, gue klarifikasikan ya, dia bukan siapa-siapa gue, dan kita nggak ada hubungan! Ngerti lo!’’
‘’ah! Bodo amat! Yang penting suruh aja dia datang,’’desak gue.
‘’iya Buy,  ajak dia kesini,’’ Ajopun ikut dalam otak busuk gue.

Kemudian Buya ngeluarin ponselnya dan ngetik sms.
‘’eleeh! Gayanya nggak, tapi toh, masih di sms!’’ gumam gue dalam  hati sambil melihat Buya secara tajam.
‘’apa!’’ Buyamenatap gue balik.
‘’hayoo hayoo! Ngaku lo!’’ gue semakin menatap ajam Buya.
Kemudain itu orang masang wajah datar dan sangat tidak berdosa!
Aght!

Beberapa menit berselang...
‘’gimana Buy?’’tanya gue dengan wajah tidak sabaran sekali.
‘’nggak tau , nggak di bales sms gue,’’ jawab Buya dengan nada kecewa
‘’telfon deh,’’ kataAlfi sambil menyodorkan ponselnya.
‘’lu aja yang ngomong deh Syan,’’kata Buya sambil nyodorin ponsel yang di berikan Alfi.
‘’lah?kok gue? Lu aja, dia kan nggakkenal ama gue bego!’’
‘’eh, iya juha yah!’’ kemudian Buyamenelfon orang yang mau di kenalin kegue.

Dan beberapa menit kemudian orang yang dimaksud datang dan mengambil posisi duduk di dekat Buya.
‘’Sus( nama samaran), kenalin dia Syanti, senior kamu,’’ jelas Buya dengan nadayang lembut dan sangat bersahabat. Seumur- umur gue nggak pernah mendengar Buya bicara dengan nada selembut itu. Kemudian orang yang dipanggil Sus tersebut mengajukan tangannya dan gue sambut dengan wajah yang sangat ramah dan terkejut.
‘’Syanti,’’
‘’aku Sus, kak,’’ jawabnya dengan tersenyum.
Kemudian dia duduk kembali dan mengeluarkan bukunya. Kemudian kami melanjutkan obrolan kami dan sesekali melirik ke arah Buya danSus. Lalu Andes memainkan gitar yangdari terbisu ( seeh!) dan kami menyanyikan lagu romantis untuk Buya dan Sus  walau dengan anda dan suara yang bagai langit dengan bumi nggak ada nyambungnya. Tapi bodo amat! Yang penting kita happy.
Dan tak lama kemudian Buya ngekode gue,
‘’Syan! Syan!’’ terdengarlah suara bisik setan ( eh!) Buya maksud gue dan dengan segera gue ngelihat ke arah Buya dan bilang dengan kerasnya,’’ apa Buy? Ada apa bilang aja gue bantu kok, mesen jus atau minum untuk Sus?’’ kata gue sambil nahan tawa dan ngedipin mata ke arah Buya.
‘’kampret! Bukan itu,’’ bisk Buya.
‘’apa Buy? Janganlah bisik gitu, kasian itu Sus,’’ Alfi un bergabung dalam misi gue.
Lalu Buya mendekati bangku gue dan bilang ,’’ ajakalh Sus ngobrol, kasian dia diam-diam aja dari tadi,’’
‘’lah? Daikan lagi buat tugas!’’ jawab gue.
‘yang penting ajak!’’ bentak Buya.
‘’lu mau minta tolong atau merintah gue?’’ ancam gue dengan nada licik. Hehehe!
‘’eh gue minta tolong,’’ Buyaun merendahkan nada suaranya.

‘’Dek, kamu buat tugas apa?’’ tanya gue dengan nada bersahabat. ( penontonpun muntah-muntah).
‘’bahasa kak, tentang keberagaman bahasa,’’ jawabyna sambil tersenyum ke gue.
‘’oh gitu,’’ jawab gue seadanya. Dan gue ngeliat ke arah Buya ,’’ puas lo!’’

Dan tak lama kemudian gue pindah bangku dekat Alfi dan mepersilahkan Sus untuk duduk di samping Buya.
‘’dek, kamu duduk d isebelah sini aja, biar enak kita ngobrolnya,’’ tawar gue sambil tersenyum licik ke arah Buya. Dan Buya membalas dengan menatap dan membesarkan matanya ke arah gue, dan gue bales dengan senyum kemenangan. Si Sus pun pindah dan duduklah dia di sebelah Buya.
‘’kak jurusan apa kak?’’ tanya Sus.
‘’eh.. mmm. Kak juga sastra Indonesia dek,’’ jawab gue dengan loyonyakarena nggak terkenalnya gue. Huaa huaa!
‘’oh, kak nggak pernah kelihatan soalnya,hehe,’’ jawabnya sambil tersenyum ke arah gue dan kawan-kawan yang lain.

APA? NGGAKPERNAH KELIHATAN? PERASAAN GUE SELALU LARI-LARI TIAP HARI DI KAMPUS DAH!

‘’oh nggak apa-apa,’’ jawab gue sambil tersenyum kecewa.

Terus nggak sengaja gue ngeliat Buya memperhatikan gerak-gerik gue, sepertinya dia mencoba memberi kode supaya gue nggak aneh-aneh. Tapi,
‘’eh tau nggak Sus, dari tadi bang Uul ( nama aslinya Buya) nungguin kamu loh,sampai-sampai dia ngeliat layar hape dari tadi,’’ gue memulai kekurang ajaran malam itu.
‘’iya Sus, Buya nggak bergenti natap asrama dari tadi. Nungguin kedatangan kamu,’’ tambah Alfi.
‘’dan lagi, dia sempat bilang untuk nggak ngomong macam-macam saat kamu datang,’’ karang gue.
‘eh kampret! Kapan gue ngomong gitu?’’ Buya pun membela dirinya yang semakin kami hina. Hahaha!
‘’eh serius loh dek, kan kakak bilang, nggak usah paksa Sus kesini, tapi dia ngotot mau ketemu kamu,’’ karang gue lebih ngaco lagi.
‘’lah! Lo jangan ngarang deh Syan!’’ Buya menghardik gue.
‘’loh gue nggak ngarang kok, tanya deh ama yang lain? Iya kan?’’ lalu gue natap Alfi, Andes dan Ajo.
‘’iya iya,’’  angguk mereka.
‘’tuh kan?’’ gue senyum kemenangan.
‘’nggak kok Sus, tadi Syanti yang nyuruh kamu kesini. Serius,’’ Buyapun menyelamatkan harga dirinya yang semakin kami injak.
‘’loh? Kok gue Buy? Ngarang tuh Sus. Percaya ama kakak deh,’’ gue nggak mau kalah.
‘’udahllah Buy! Jangan bohong,’’ Ajo pun membantu nyerang Buya. Mampus kau Buy! Hahahah!

Merah sudah wajah Buya, menahan malu. Hahahah!
Sungguh kami adalah teman-teman yang baik.

‘’oi Buy, masak iya nggak mesan minum buat Sus. Masak ngobrol angin doank?’’ kitapun ngincar dompat Buya dengan modus bayarin kita minum dan kita akan diam.
‘’eh, nggak usah bang,’’  Sus pun menolak dengan malu.
‘’ayolah Buy! Masak nggak di tawarin minum apa? Makan apa?’’ Alfi nggak mau ketinggalan untuk nyiksa Buya.
‘’eh nggak bang, udah selesai makan,’’ jawwab Sus seadanya, gelagapan. Hahaha!
Begitu juga Buya nggak tau harus mau ngomong apa, menghadang  alien seperti kami.

Sungguh malam itu sangat menyenangkan menggoda Buya dan Sus.
Semoga mereka jadian.
Amin!


                         



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(1)

Seperti malam yang sudah-sudah. Kau kembali hadir dalam mimpiku, yang membuatku setiap pagi harus menyadarkan diri. Ini hanya mimpi! Mimpi yang tidak akan ada di dunia nyata. Sekedar bertanya, apakah aku berdosa terjebak dalam rasa yang tidak biasa? Rasa yang tidak akan pernah aku dapatkan di tempat lain? Rasa yang bahkan aku tidak minta dia hadir dalam hariku? Aku mencari jawaban. Di sela-sela otak mereka yang sepertinya memiliki rasa lebih dalam terhadapmu. Aku cemburu? Tentu! Aku hanyalah wanita biasa, yang dianugrahi ambisi untuk memiliki! Dan menjadi satu-satunya yang memiliki! Aku tidak bisa berpura-pura lagi. Bahkan aku terlalu lelah untuk tetap berpura-pura. Bahwa aku baik-baik saja. Kata siapa? Aku hanya menghibur diri. Mata. Kita, eh.. lebih tepatnya aku adalah pengguna mata, dan menjadikan dia bahasa. Bahasa yang hanya aku mengerti. Yang tidak akan mampu diterjemahkan oleh orang lain. Kau adalah mereka. Tawa mereka adalah tawa kau. Aku? Hanyalah orang-orang yang engka...

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (3)

Memang keputusan dari hati adalah pilihan terbaik. "Lo ingat nggak senior yang dulu pacaran sama kakak kelas kita di SMA?" "Oh yang kacamataan itu? Kenapa?" "Kayaknya gue naksir dia deh. Hahaha!" "Eh lu gila ya?" "Gila karena cinta sayangkuuuuu....." "Dia udah mau nikah sama pacarnya. Jangan dia deh, yang lain aja!" "Dia putus tuh sama pacarnya," "Sumpah? Demi apa?" "Yap!" "Dulu bukannya lu waktu SMA sempat naksir dia kan?" "Benar sekali Sri Ratu...." "Hmmm... Yakin nih naksir? Yakin udah move on?" "Belumlah!" "Terus?" "Nggak tau ah. Udah ya, gue mau bales chat dulu ini!" "Jangan sok sibuk. Siapa juga yang chat lu selain gue?" "Ya chat abang kacamata lah! Bye cintaku. Mmmuaaach!" Percakapan di atas tidaklah bohong. Cerita kami berlanjut di hari-hari selanjutnya. Bahkan gilanya, 24 jam terasa sangat kurang, jika bisa di...

Yeyy.... 'Liburan' ke Jepang!

Shibuya Crossing Penutup perjalanan akhir tahun 2019, saya mendapatkan kesempatan untuk liputan ke Jepang. Siapa sih yang tidak ingin ke Jepang? Saya salah satunya. Masih saya ingat momen saat Bunkasai di kampus, dimana semua tentang Jepang dipaparkan di sana. Salah satu yang menarik adalah penyewan baju yukata dan berfoto dengan latar Sakura. Sangat terlihat lucu dan saya tidak ada uang untuk menyewanya. Maklum saya salah satu mahasiswa kere di lingkungan sana. Kemudian saya celetuk asal-asalan kepada teman-teman saya "ntar aja dehm, gue mau foto di negaranya langsung saja," Tentu itu adalah ucapan asal-asalan mahasiswa yang makan saja susah. Boro-boro main ke Jepang. Namun beberapa tahun kemudian Tuhan berkata lain, karena urusan pekerjaan saya berkesempatan berkunjung ke beragam tempat. Jepang salah satunya." Sekedar informasi, Jepang adalah salah satu negara yang bervisa untuk paspor Indonesia. Dan saya mohon maaf tida kemngetahu s...