Gue nggak ngerti, kenapa dalam pikiran gue asalada cowok
yang berduaan, makan baren, natap leptop bareng, ngobrol bareng, otak cerdas
gue akan meng-judge mereka sebagai PSSJ. Itu singkatan bukan persatuan sepak
bola, tapi Pria Suka SesamaJenis.
Gue nggak tau kenapa itu selalu yang gue pikirin.
Karena ha itulah, gue bersama para penyair galau, yang
merupakan sohib gue dalam suka duka kuliah, mereka tidak menerima persepsi gue
tersebut.
Buya. Alfi, Andes dan Ajo. Mereka empat lelaki tangguh yang
selalu menahlukan jutaan wanita dalam beberapa detik. Hebat bukan?
Itu semua mereka lakukan dalam mimpi. Heheheh!
Penonton kecewa.
Pada suatu masa, ketika buaya seukuran dinosaurus (taun
berapa itu yah?) kita lagi duduk bareng di BC, yang mana sering orang
memanggilnya Barak Asrama. Disana lo akan menemui beberapa cafe yang nyediain
segala macam penawar untuk keluhan perut
dan kerongkongan lu. Dan kita memilih salah satu cafe, dan berkumpulah kmi
disana.
Karena gue adalah dasarnya anak yang cukup agresif( menurut
mereka), tapi gue tidak merasa karena gue adalah mahluk imut yang sangat
bertampang jutawan. Walaupun dalam dompet gue uang seribuan mencibir ke arah
gue. Huhuhu!
Gue memandangi setiap sudut dan beberapa meja yang
terjangkau oleh mata gue. Dan tidak berapa lama kemudian, gue melihat dua cowok
keren dan ganteng, duduk di depan meja kita. Gue peratiin terus merak, mulai
dari berjalan, mereka bercakap-cakapdan sialnya
mereka memilih meja yang ada di depan kita.
‘’eh bro, liat deh depan kita ada cowok ganteng!’’ ujar
gua dengan penuh semangat dan nyengir
nggak karuan.
‘’eh, mereka bukan
apa-apa di bandingkan kita, para pria sejati!’’ jawab buya sambil meneguk gelas
kopinya.
‘’mereka hanya menang berpakaian, ah! Jauh!’’ Andes
menimpuli dengan keyakinan penuh.
Sedangkan Ajo dan Alfi hanya ngangguk menyetujui.
‘gue perkirakan mereka homo!’’ gue nggak mau kalah.
‘’lo selalu melihati pria, jika mereka berduaan langnsung lo
cap homo!’’ hardik buya.
‘’emang kenyataannya gitu!’’
‘’sangat tidak adil!’’ Alfi mematahkan perkataan gue.’’ Kenapa
terjadi perlakuan deskriminas iterhadap kami? ‘’
‘’’maksudnya ?’’
‘’ya! Kami para cowok kenapa di bedakan dan seenaknya kaum
hawa meberi kami penilaian.jika kami makai baju terang di bilang banci! Tapi giliran
cewek makai baju cowok tidak ada yang berkomentar. Jika kami pergi berdua,makan
bareng, jalan bareng dibilang homo! Sedangkan kalian para cewek sering kali
berdua, berpelukan dan jalan bareng kami tidak mempersalahkan’’ jawab
Alfidengan semangat, sampai kami harus membubuhkan beberapa bongkah es karena saking
berasapnya tuh kepala bocah.
‘’cewek seenaknya megang-megang kami. Ketika kami megang
kalian, langsung kalian men cap kami sebagai bajingan. Oh sungguh berbelit
kalian!’’ Ajo menambahkan.
‘’ ya! Siapa jugayang mau di pegang2!’’ jawab gue seadanya.
‘’nggak bisa jawab kan lo?’’ Andes mencibir ke arah gue.
Gue hanya masang senyum kecut.
Terus gue sebagai cewek normal yang berkepribadian baik, gue
natap ke arah pria yang ada di depan gue dan sok nggak peduli dengan kehadiran mereka
dengan cara mendengar para penyair galau ini bercerita tentang puisi dan
beberapa macam penyair terkenal. Padahal, sebenarnya sudut mata gue memandang
ke arah para pria ganteng yang tadi gue cap homo. Hehehe!
Tahtik yang sangat brilian.
Mereka bicara, oh my.
So cool! Cewek mana yang nggak akan
tertarik natap cowok tinggi, itam manis, kumisan, alis mata tebal, mata
hitam,memakai kemeja hitam dan mengenakan jeans abu. Cewek mana yang nggak akan
ngeliatin?
Sesekali gue curi-curi pandang ke arah sana. Oh Tuhan! Pemandangan
yang sangat indah. Ya iyalah! Karena mata gue ini selalu dihiasi oleh wajah
para penyair galau ini, ya itung-itung ganti suasana. Bosan gue. Hohoh peace coy!
Tak berapa lama kemudian, mereka saling tertawa dan
sepertinya membicarakan sesuatu. Dan beberapa menit kemudian, salah satu dari
mereka berdiri dan memesan makananke tempat yang sama, dimana kita juga mesan
makanan di sana. Dan yang tertinggal ngambil BB-nya dan ngotak-atik nggak
jelas. Dan tak berapa lama kemudian yang satunya datang. Dan langsung duduk.
Gue masih natapin mereka, tak berapa lama kemudian mereka
menggeser bangku dan duduk berdekatan, dan tak berapa lama kemudian tangan yang
satunya berada di bangku sebelah, tepatnya di belakang punggung cowok
sebelahnya. Dan yang satunya mennyamping dan menutup mulutnya dengan kedua
tangannya dan tertawa malu!
Gue yang sedang neguk minuman gue langsung terbatuk dan sesak
nafas. Dan langsung gue nepuk pundak Buya ‘’ buy! Buy! Li..haet! uhuk,
merewww..kha homo!’’ gue bicara sambil megangin tenggorokan gue.
Dan kampretnya, gue bilang kata ‘homo’ terlalu keras dan mereka yang ada di depan gue langsung menatap ke
arah gue dan kawan-kawan!
Mampus! Tapi kami pura-pura nggak tau aja dan akting
pura-pura sedang diskusi. Dan tak lama kemudian pesanan mereka datang, dan
mereka melanjutkan ke asyikan mereka.
Gue hanya bisa melongo, kenapa setiap cowok yang guetatapin selalu
bertingkah di luar jalur.
Gue terus tatapin mereka, dan sesekali mengajak buya
melakukan hal yang sama, jika gue melihat hal yang aneh. Dan kita cekikikan,
cukup besar! Kita tertawa besar! Dan mereka
berdua natap lagi ke arah kita. Dan seperti biasa, kita pasang muka bego, dan
pura-pura sedang berdiskusi.
Dan tak lama kemudian kita kembali cekikian, bukan lucu! Tapi
geli. Dan tak berapa lama kemudian mereka selesai makan, dan langsung pergi
dengan tatapan sinis ke arah kita. Kita balas pakai muka bego dan nyengir nggak
jelas.
Setelah mereka hilang dari peredaran, kitalangsung
tertawalebar.
‘’betulkan kata gue,” kata huedengan senagn dan bangga!
‘’kli ini gue ikut lo!’’ jawab Ajo.
Dan kita tertawa sampai orang yang ada di sekitar kita natap
aneh, mungkin mereka berfikir ‘’ orang gila mana yang ngumpul disini?’’
Dan adalagi, beberapa hari yang lalu, gue juga nunggu
seseorang di BC. Bertepatan hari itu Minggu. Dan BC pada pagi Minggu selalu rame oleh orang yang
habis lari marathon.
Gue ngambil duduk dan mesan susu hangat pada saat itu. Setelah
gue memperhaikan sekitar, mencari orang
yang gue tunggu. Secara nggak sengaja gue nangkep dua pemuda yang tidak jauh
dari meja gue. Yang satu berambut pendek dan berkulit hitam, dansatu lagi
berkulit putih berambut cukup panjang.
Setelah gue perhatikan sepertinya mereka habis marathon
karena gue liat mereka makai celana pendek dan sepatu olahraga. Dan merekaberdua
sedang natapin layar leptop gitu, oh! Kayaknya mereka sedang online, pikir gue.
Dan tak berapa lama kemudian pesanan gue datang, dan gue
ngotak-atik ponsel gue dari pada nggak ada kerjaan yang jelas. Dan tak lama
kemudian gue ngeliat pellayan ngantar pesanan meraka. Dan gue masih cuek dengan
kondisi yang nggak ada menariknya. Dan beberapa menit masih biasa saja, dan gue
masih menunggu orang yang mau gue temui. Dan tak lama kemudian mereka yang ada
di depan gue selesai makan, dan mereka meneguk teh es yang mulai mencair.
Kejanggalanpun terjadi, saat yang berambut panjang
menyandarkan kepalanya ke pundak laki yang berambut pendek. Lo pasti tau kan
yang ada dibenak gue?
Dan tanpa pikir panjang, gue langsung pindah duduk!
Komentar
Posting Komentar