Langsung ke konten utama

HOMO part II


Gue nggak ngerti, kenapa dalam pikiran gue asalada cowok yang berduaan, makan baren, natap leptop bareng, ngobrol bareng, otak cerdas gue akan meng-judge mereka sebagai PSSJ. Itu singkatan bukan persatuan sepak bola, tapi Pria Suka SesamaJenis.

Gue nggak tau kenapa itu selalu yang gue pikirin.
Karena ha itulah, gue bersama para penyair galau, yang merupakan sohib gue dalam suka duka kuliah, mereka tidak menerima persepsi gue tersebut.
Buya. Alfi, Andes dan Ajo. Mereka empat lelaki tangguh yang selalu menahlukan jutaan wanita dalam beberapa detik. Hebat bukan?
Itu semua mereka lakukan dalam mimpi. Heheheh!
Penonton kecewa.

Pada suatu masa, ketika buaya seukuran dinosaurus (taun berapa itu yah?) kita lagi duduk bareng di BC, yang mana sering orang memanggilnya Barak Asrama. Disana lo akan menemui beberapa cafe yang nyediain segala macam penawar  untuk keluhan perut dan kerongkongan lu. Dan kita memilih salah satu cafe, dan berkumpulah kmi disana.

Karena gue adalah dasarnya anak yang cukup agresif( menurut mereka), tapi gue tidak merasa karena gue adalah mahluk imut yang sangat bertampang jutawan. Walaupun dalam dompet gue uang seribuan mencibir ke arah gue. Huhuhu!

Gue memandangi setiap sudut dan beberapa meja yang terjangkau oleh mata gue. Dan tidak berapa lama kemudian, gue melihat dua cowok keren dan ganteng, duduk di depan meja kita. Gue peratiin terus merak, mulai dari berjalan, mereka bercakap-cakapdan sialnya  mereka memilih meja yang ada di depan kita.

‘’eh bro, liat deh depan kita ada cowok ganteng!’’ ujar gua  dengan penuh semangat dan nyengir nggak karuan.
‘’eh,  mereka bukan apa-apa di bandingkan kita, para pria sejati!’’ jawab buya sambil meneguk gelas kopinya.
‘’mereka hanya menang berpakaian, ah! Jauh!’’ Andes menimpuli dengan keyakinan penuh.
Sedangkan Ajo dan Alfi hanya ngangguk menyetujui.
‘gue perkirakan mereka homo!’’ gue nggak mau kalah.
‘’lo selalu melihati pria, jika mereka berduaan langnsung lo cap homo!’’ hardik buya.
‘’emang kenyataannya gitu!’’
‘’sangat tidak adil!’’ Alfi mematahkan perkataan gue.’’ Kenapa terjadi perlakuan deskriminas iterhadap kami? ‘’
‘’’maksudnya ?’’
‘’ya! Kami para cowok kenapa di bedakan dan seenaknya kaum hawa meberi kami penilaian.jika kami makai baju terang di bilang banci! Tapi giliran cewek makai baju cowok tidak ada yang berkomentar. Jika kami pergi berdua,makan bareng, jalan bareng dibilang homo! Sedangkan kalian para cewek sering kali berdua, berpelukan dan jalan bareng kami tidak mempersalahkan’’ jawab Alfidengan semangat, sampai kami harus membubuhkan beberapa bongkah es karena saking berasapnya tuh kepala bocah.
‘’cewek seenaknya megang-megang kami. Ketika kami megang kalian, langsung kalian men cap kami sebagai bajingan. Oh sungguh berbelit kalian!’’ Ajo menambahkan.
‘’ ya! Siapa jugayang mau di pegang2!’’ jawab gue seadanya.
‘’nggak bisa jawab kan lo?’’ Andes mencibir ke arah gue.
Gue hanya masang senyum kecut.


Terus gue sebagai cewek normal yang berkepribadian baik, gue natap ke arah pria yang ada di depan gue dan  sok nggak peduli dengan kehadiran mereka dengan cara mendengar para penyair galau ini bercerita tentang puisi dan beberapa macam penyair terkenal. Padahal, sebenarnya sudut mata gue memandang ke arah para pria ganteng yang tadi gue cap homo. Hehehe!
Tahtik yang sangat brilian.

Mereka bicara, oh my. So cool! Cewek mana yang nggak akan tertarik natap cowok tinggi, itam manis, kumisan, alis mata tebal, mata hitam,memakai kemeja hitam dan mengenakan jeans abu. Cewek mana yang nggak akan ngeliatin?

Sesekali gue curi-curi pandang ke arah sana. Oh Tuhan! Pemandangan yang sangat indah. Ya iyalah! Karena mata gue ini selalu dihiasi oleh wajah para penyair galau ini, ya itung-itung ganti suasana. Bosan gue. Hohoh peace coy!

Tak berapa lama kemudian, mereka saling tertawa dan sepertinya membicarakan sesuatu. Dan beberapa menit kemudian, salah satu dari mereka berdiri dan memesan makananke tempat yang sama, dimana kita juga mesan makanan di sana. Dan yang tertinggal ngambil BB-nya dan ngotak-atik nggak jelas. Dan tak berapa lama kemudian yang satunya datang. Dan langsung duduk.

Gue masih natapin mereka, tak berapa lama kemudian mereka menggeser bangku dan duduk berdekatan, dan tak berapa lama kemudian tangan yang satunya berada di bangku sebelah, tepatnya di belakang punggung cowok sebelahnya. Dan yang satunya mennyamping dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan tertawa malu!

Gue yang sedang neguk minuman gue langsung terbatuk dan sesak nafas. Dan langsung gue nepuk pundak Buya ‘’ buy! Buy! Li..haet! uhuk, merewww..kha homo!’’ gue bicara sambil megangin tenggorokan gue.
Dan kampretnya, gue bilang kata ‘homo’ terlalu keras dan mereka  yang ada di depan gue langsung menatap ke arah gue dan kawan-kawan!
Mampus! Tapi kami pura-pura nggak tau aja dan akting pura-pura sedang diskusi. Dan tak lama kemudian pesanan mereka datang, dan mereka melanjutkan ke asyikan mereka.

Gue hanya bisa melongo, kenapa setiap cowok yang guetatapin selalu bertingkah di luar jalur.
Gue terus tatapin mereka, dan sesekali mengajak buya melakukan hal yang sama, jika gue melihat hal yang aneh. Dan kita cekikikan, cukup besar! Kita tertawa besar!  Dan mereka berdua natap lagi ke arah kita. Dan seperti biasa, kita pasang muka bego, dan pura-pura sedang berdiskusi.
Dan tak lama kemudian kita kembali cekikian, bukan lucu! Tapi geli. Dan tak berapa lama kemudian mereka selesai makan, dan langsung pergi dengan tatapan sinis ke arah kita. Kita balas pakai muka bego dan nyengir nggak jelas.
Setelah mereka hilang dari peredaran, kitalangsung tertawalebar.
‘’betulkan kata gue,” kata huedengan senagn dan bangga!
‘’kli ini gue ikut lo!’’ jawab Ajo.
Dan kita tertawa sampai orang yang ada di sekitar kita natap aneh, mungkin mereka berfikir ‘’ orang gila mana yang ngumpul disini?’’

Dan adalagi, beberapa hari yang lalu, gue juga nunggu seseorang di BC. Bertepatan hari itu Minggu. Dan BC  pada pagi Minggu selalu rame oleh orang yang habis lari marathon.
Gue ngambil duduk dan mesan susu hangat pada saat itu. Setelah gue memperhaikan sekitar,  mencari orang yang gue tunggu. Secara nggak sengaja gue nangkep dua pemuda yang tidak jauh dari meja gue. Yang satu berambut pendek dan berkulit hitam, dansatu lagi berkulit putih berambut cukup panjang.

Setelah gue perhatikan sepertinya mereka habis marathon karena gue liat mereka makai celana pendek dan sepatu olahraga. Dan merekaberdua sedang natapin layar leptop gitu, oh! Kayaknya mereka sedang online, pikir gue.

Dan tak berapa lama kemudian pesanan gue datang, dan gue ngotak-atik ponsel gue dari pada nggak ada kerjaan yang jelas. Dan tak lama kemudian gue ngeliat pellayan ngantar pesanan meraka. Dan gue masih cuek dengan kondisi yang nggak ada menariknya. Dan beberapa menit masih biasa saja, dan gue masih menunggu orang yang mau gue temui. Dan tak lama kemudian mereka yang ada di depan gue selesai makan, dan mereka meneguk teh es yang mulai mencair.

Kejanggalanpun terjadi, saat yang berambut panjang menyandarkan kepalanya ke pundak laki yang berambut pendek. Lo pasti tau kan yang ada dibenak gue?

Dan tanpa pikir panjang, gue langsung pindah duduk!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

ASUS VivoBook Ultra A412DA, Leptop Tipis Kekinian yang Buat Milenials Jatuh Cinta

Kita adalah generasi yang hidup di zaman digital. Butuh semua yang ringkas, cepat dan yang pasti juga bergaya. Zaman yang semakin canggih dan kebutuhan yang semakin menuntut untuk cepat tanggap membuat kita butuh alat pendukung yang juga mumpuni. Salah satunya adalah leptop. Penyimpanan data penting, foto perjalanan, dan juga ragam ide tulisan membuat kita sangat bergantung dengan leptop. Apalagi yang pekerjaannya dalam dunia tulis-menulis seperti jurnalis dan blogger. Sebagai anak milenials yang suka berbagi sesuatu di media sosial dan pekerjaan di dunia tulis-menulis,, saya membutuhkan leptop yang sangat mudah untuk dibawa-bawa. Walaupun ponsel zaman sekarang sudah semakin canggih dengan memori yang juga besar, kebutuhan akan leptop untuk dunia tulis-menulis tidak akan terputuskan. Layar yang fleksibel dan nyaman Seberapa penting sebuah leptop yang mudah dibawa kemana-mana? Sangatlah penting! Memorinya yang besar, baterainya...

Yeyy.... 'Liburan' ke Jepang!

Shibuya Crossing Penutup perjalanan akhir tahun 2019, saya mendapatkan kesempatan untuk liputan ke Jepang. Siapa sih yang tidak ingin ke Jepang? Saya salah satunya. Masih saya ingat momen saat Bunkasai di kampus, dimana semua tentang Jepang dipaparkan di sana. Salah satu yang menarik adalah penyewan baju yukata dan berfoto dengan latar Sakura. Sangat terlihat lucu dan saya tidak ada uang untuk menyewanya. Maklum saya salah satu mahasiswa kere di lingkungan sana. Kemudian saya celetuk asal-asalan kepada teman-teman saya "ntar aja dehm, gue mau foto di negaranya langsung saja," Tentu itu adalah ucapan asal-asalan mahasiswa yang makan saja susah. Boro-boro main ke Jepang. Namun beberapa tahun kemudian Tuhan berkata lain, karena urusan pekerjaan saya berkesempatan berkunjung ke beragam tempat. Jepang salah satunya." Sekedar informasi, Jepang adalah salah satu negara yang bervisa untuk paspor Indonesia. Dan saya mohon maaf tida kemngetahu s...