Sekali lagi aku bertanya kepadamu. Masih bisakah?
Pertanyaan itu lagi dan itu lagi. Puluhan mulut menanyakan hal itu, masih bisa? Masih bisakah? Bahkan kamu juga menanyakan hal itu kepadaku.
Mungkin lebih tepatnya masih sanggupkah kita?
Ahh.. padahal aku sudah meminta kepada Tuhan untuk tidak terlibat urusan perasaan lagi sementara waktu. Aku meminta kepada Tuhan untuk tenang-tenang saja di tahun ini. Sepertinya doaku belum sampai.
"Aku ingin bertanya kepadamu. Maukah kau serius? Jika iya kita maju satu langkah setelah ini," ucapmu di suatu sore
Kalimat indah, idaman semua wanita. Kalimat yang paling ditunggu dalam sebuah hubungan insan manusia. Kalimat yang membuat hati wanita berbunga-bunga.
Namun bodohnya aku di saat itu adaalh tak ada keyakinan untuk menjawab. Aku bingung menjawab dengan kalimat bagus. Dan aku hanya tersenyum.
--
Baik. Kita tidak bisa berlama-lama dalam kondisi ini. Bukankah kita sudah sepakat untuk melangkah? Kita sepakat untuk bersikap puluhan Jumat ini biasa-biasa saja.
Di suatu penghujung Minggu. Ibuku tetiba menanyakanmu. Menanyakan kabar seperti biasa dikala Jumat yang indah dahulu.
"Bagaimana kabar dia?"
"Entahlah Ma. Bisa kita tidak membahas ini lagi?"
"Baiklah. Kau sudah makan?"
"Tak ada yang menarik lidahku,"
Aku hanya ingin ini berakhir.
--
Ku tatap lagi kontakmu di ponselku wahai bibir yang mencuri pandanganku 2 tahun yang lalu.
Komentar
Posting Komentar