Kita akan bertemu, rutinitas mingguan yang selalu aku tunggu setiap harinya. Lelah bekerja, palsunya hubungan dengan manusia lain akan sirna saat kita berjumpa. Itu yang selalu tak henti aku ucapkan kepadamu.
Di Jumat malam, aku akan menunggu kamu pulang kerja. Menunggu chat yang mengatakan "sayang, aku udah di rumah". Aku yang sudah rebahan di kasur, dengan sigap menekan tombol telfon untuk video call. Ah, senyum yang selalu ku tunggu setiap waktu. Senyuman dari kamu.
Bergulir seperti biasa, aku menceritakan hariku, membahas rekan kerjaku, membahas pekerjaanku, dan tentu saja menanyakan hari mu. Wajah lelah yang kau tampilkan di layar ponselku, membuatku semakin jatuh hati. Ahh, betapa beruntungnya diriku yang melihat wajahmu, setiap malam!
Sayang, dulu akan sangat benci kau tersenyum, berkeluh kesah dan tertawa untuk orang lain. Karena kamu adalah miliku, hanya untukku. Sangat terobsesi sekali aku dengan lingkaran hidupmu. Hahaha.
Di Jumat malam, kita selalu berdebat dimana kita akan bertemu. Dimana kita akan makan? Jam berapa? Pakai baju apa? Ahh betapa menyenangkannya membahas semua itu selama bertahun-tahun di setiap Jumat malam.
Namun menjelang Tahun Baru, tak ada lagi pembahasan di Jumat malam seperti biasa. Tidak ada lagi panggilan sayang, tidak ada lagi wajah lelahmu di ponselku. Tidak ada lagi rengekan rinduku bertemu, tidak ada lagi pilihan menu makan siang kita.
Semuanya mundur.
Ponselku membeku. Tidak pernah sekalipun di setiap jam 8 malam ponselku kehabisan tenaga. Namun di malam itu, ku biarkan ponselku mati begitu saja.
Apakah dia lelah? Tidak, kita yang lelah.
Di Jumat malam, aku akan menunggu kamu pulang kerja. Menunggu chat yang mengatakan "sayang, aku udah di rumah". Aku yang sudah rebahan di kasur, dengan sigap menekan tombol telfon untuk video call. Ah, senyum yang selalu ku tunggu setiap waktu. Senyuman dari kamu.
Bergulir seperti biasa, aku menceritakan hariku, membahas rekan kerjaku, membahas pekerjaanku, dan tentu saja menanyakan hari mu. Wajah lelah yang kau tampilkan di layar ponselku, membuatku semakin jatuh hati. Ahh, betapa beruntungnya diriku yang melihat wajahmu, setiap malam!
Sayang, dulu akan sangat benci kau tersenyum, berkeluh kesah dan tertawa untuk orang lain. Karena kamu adalah miliku, hanya untukku. Sangat terobsesi sekali aku dengan lingkaran hidupmu. Hahaha.
Di Jumat malam, kita selalu berdebat dimana kita akan bertemu. Dimana kita akan makan? Jam berapa? Pakai baju apa? Ahh betapa menyenangkannya membahas semua itu selama bertahun-tahun di setiap Jumat malam.
Namun menjelang Tahun Baru, tak ada lagi pembahasan di Jumat malam seperti biasa. Tidak ada lagi panggilan sayang, tidak ada lagi wajah lelahmu di ponselku. Tidak ada lagi rengekan rinduku bertemu, tidak ada lagi pilihan menu makan siang kita.
Semuanya mundur.
Ponselku membeku. Tidak pernah sekalipun di setiap jam 8 malam ponselku kehabisan tenaga. Namun di malam itu, ku biarkan ponselku mati begitu saja.
Apakah dia lelah? Tidak, kita yang lelah.
Komentar
Posting Komentar