Langsung ke konten utama

Dari Jumat ke Jumat (2)

Kita akan bertemu, rutinitas mingguan yang selalu aku tunggu setiap harinya. Lelah bekerja, palsunya hubungan dengan manusia lain akan sirna saat kita berjumpa. Itu yang selalu tak henti aku ucapkan kepadamu.

Di Jumat malam, aku akan menunggu kamu pulang kerja. Menunggu chat yang mengatakan "sayang, aku udah di rumah". Aku yang sudah rebahan di kasur, dengan sigap menekan tombol telfon untuk video call. Ah, senyum yang selalu ku tunggu setiap waktu. Senyuman dari kamu.

Bergulir seperti biasa, aku menceritakan hariku, membahas rekan kerjaku, membahas pekerjaanku, dan tentu saja menanyakan hari mu. Wajah lelah yang kau tampilkan di layar ponselku, membuatku semakin jatuh hati. Ahh, betapa beruntungnya diriku yang melihat wajahmu, setiap malam!

Sayang, dulu akan sangat benci kau tersenyum, berkeluh kesah dan tertawa untuk orang lain. Karena kamu adalah miliku, hanya untukku. Sangat terobsesi sekali aku dengan lingkaran hidupmu. Hahaha.

Di Jumat malam, kita selalu berdebat dimana kita akan bertemu. Dimana kita akan makan? Jam berapa? Pakai baju apa? Ahh betapa menyenangkannya membahas semua itu selama bertahun-tahun di setiap Jumat malam.

Namun menjelang Tahun Baru, tak ada lagi pembahasan di Jumat malam seperti biasa. Tidak ada lagi panggilan sayang, tidak ada lagi wajah lelahmu di ponselku. Tidak ada lagi rengekan rinduku bertemu, tidak ada lagi pilihan menu makan siang kita.





Semuanya mundur.

Ponselku membeku. Tidak pernah sekalipun di setiap jam 8 malam ponselku kehabisan tenaga. Namun di malam itu, ku biarkan ponselku mati begitu saja.

Apakah dia lelah? Tidak, kita yang lelah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

Yeyy.... 'Liburan' ke Jepang!

Shibuya Crossing Penutup perjalanan akhir tahun 2019, saya mendapatkan kesempatan untuk liputan ke Jepang. Siapa sih yang tidak ingin ke Jepang? Saya salah satunya. Masih saya ingat momen saat Bunkasai di kampus, dimana semua tentang Jepang dipaparkan di sana. Salah satu yang menarik adalah penyewan baju yukata dan berfoto dengan latar Sakura. Sangat terlihat lucu dan saya tidak ada uang untuk menyewanya. Maklum saya salah satu mahasiswa kere di lingkungan sana. Kemudian saya celetuk asal-asalan kepada teman-teman saya "ntar aja dehm, gue mau foto di negaranya langsung saja," Tentu itu adalah ucapan asal-asalan mahasiswa yang makan saja susah. Boro-boro main ke Jepang. Namun beberapa tahun kemudian Tuhan berkata lain, karena urusan pekerjaan saya berkesempatan berkunjung ke beragam tempat. Jepang salah satunya." Sekedar informasi, Jepang adalah salah satu negara yang bervisa untuk paspor Indonesia. Dan saya mohon maaf tida kemngetahu s...

Jelong-jelong ke Dua di Cebu, Filipina

Fort San Pedro di Cebu, Filipina Memasuki hari ke dua di Cebu, Filipina. Kegiatan kita hari adalah berkunjung ke sebuah pabrik olahan buah tropis bernama Profood International Corporation. Perusahaan ini memiliki tur bagi wisatawan yang penasaran dengan cara kerja perusahaan yang bergerak dalam pengeringan buah ini. Siapapun yang ingin datang bisa saja dan harus booking seminggu sebelum kedatangan. Tepat jam 5 gue bangun berkat alarm roomate gue, Riska yang membahana. Dengan tubuh pegal warbiasah gue mandi, shalat dan bersiap untuk sarapan di restoran hotel. Kita berangkatlah dengan minibus menuju Mango Factory ini. Sesampai disana kita langsung di ajak keliling mengintip tempat produksi. "No camera guys!" Yah, pada kali ini kita harus menggunakan mata dan telinga langsung. Perusahaan memiliki kebijakan untuk wisatawan agar tidak mengambil gambar di kawasan produksi. Supaya nggk di intip sama saingan kali ya? Kita masuk ke dalam ruang produksi. Gue meli...