Langsung ke konten utama

Dari Jumat ke Jumat: Smiling Man (5)

Kita pun bercakap di dunia maya dengan basa-basi. Bertukar informasi kerja dan akun sosial media. Aku senang, serius!

Cuma beberapa percakapan saja, kita kehabisan bahan untuk dibicarakan. Konteksnya pun masalah pekerjaan, tidak ada yang lain.

Hey pria yang tersenyum, tahukah kamu aku sempat tergila-gila?

Betapa ajaibnya perasaan suka. Melihat foto yang kau pasang sebagai profil saja ku sudah senang. Tapi segera ku sadarkan diri. Kita sudah punya romansa dan dunia masing-masing. Aku akan profesional denganmu, ini masalah kerjaan.

Aku dan kamu tidak ada lagi berhubungan. Media sosialmu kugunakan sebagai pelepas rindu, jika disuatu masa aku rindu. Namun sayang sekali, tidak ada fotomu yang bisa ku tatap lama-lama.

Jumat terus bergilir. Rutinitasku melihat aktivitasmu juga bergulir. Ingin ku menghubungi nomormu, tapi tidak ada gunanya. Tak ada tujuan selain basa-basi yang tidak terarah.

Di suatu hari yang cerah, kau membagikan sebuah foto dimana kau memegang sebuah gambar wanita.

Bergetar jiwaku! Wahai pria yang tersenyum. Semoga kamu selalu berbagia.

Terhenti di situ.

Aku berhenti di situ. Seperti aku lupa satu hal, aku tidak tahu duniamu seperti apa dan belum ada waktu untuk mencari tahu. Kita berada di zona yang tidak mungkin bertemu dan hanya bisa memandang dari jauh.

Ku hela nafas ku dalam-dalam. Sepertinya aku buang-buang waktu.

Namun satu hal yang tidak berubah di pergantian Jumat, aku selalu menunggu pembaruan di media sosialmu. Aku ingin tahu seperti apa dirimu dari jauh. Aku ingin tahu apa yang kamu suka. Selalu penasaran dengan petualangan yang kamu lakukan.

Tapi masa bodoh. Aku tetap menyukai senyumanmu. Persetan dengan apa yang kamu lakukan, persetan dengan duniamu.

Yang aku tahu, senyumanmu memporak-porandakan duniaku.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

ASUS VivoBook Ultra A412DA, Leptop Tipis Kekinian yang Buat Milenials Jatuh Cinta

Kita adalah generasi yang hidup di zaman digital. Butuh semua yang ringkas, cepat dan yang pasti juga bergaya. Zaman yang semakin canggih dan kebutuhan yang semakin menuntut untuk cepat tanggap membuat kita butuh alat pendukung yang juga mumpuni. Salah satunya adalah leptop. Penyimpanan data penting, foto perjalanan, dan juga ragam ide tulisan membuat kita sangat bergantung dengan leptop. Apalagi yang pekerjaannya dalam dunia tulis-menulis seperti jurnalis dan blogger. Sebagai anak milenials yang suka berbagi sesuatu di media sosial dan pekerjaan di dunia tulis-menulis,, saya membutuhkan leptop yang sangat mudah untuk dibawa-bawa. Walaupun ponsel zaman sekarang sudah semakin canggih dengan memori yang juga besar, kebutuhan akan leptop untuk dunia tulis-menulis tidak akan terputuskan. Layar yang fleksibel dan nyaman Seberapa penting sebuah leptop yang mudah dibawa kemana-mana? Sangatlah penting! Memorinya yang besar, baterainya...

Yeyy.... 'Liburan' ke Jepang!

Shibuya Crossing Penutup perjalanan akhir tahun 2019, saya mendapatkan kesempatan untuk liputan ke Jepang. Siapa sih yang tidak ingin ke Jepang? Saya salah satunya. Masih saya ingat momen saat Bunkasai di kampus, dimana semua tentang Jepang dipaparkan di sana. Salah satu yang menarik adalah penyewan baju yukata dan berfoto dengan latar Sakura. Sangat terlihat lucu dan saya tidak ada uang untuk menyewanya. Maklum saya salah satu mahasiswa kere di lingkungan sana. Kemudian saya celetuk asal-asalan kepada teman-teman saya "ntar aja dehm, gue mau foto di negaranya langsung saja," Tentu itu adalah ucapan asal-asalan mahasiswa yang makan saja susah. Boro-boro main ke Jepang. Namun beberapa tahun kemudian Tuhan berkata lain, karena urusan pekerjaan saya berkesempatan berkunjung ke beragam tempat. Jepang salah satunya." Sekedar informasi, Jepang adalah salah satu negara yang bervisa untuk paspor Indonesia. Dan saya mohon maaf tida kemngetahu s...