Sampai kapan akan bersedih?
Pertayaan itu kutulis besar-besar di kertas dan tertempel tegap di dinding kamarku. Sebuah cara untuk menyembuhkan diri dari luka yang diukir sendiri.
Satu hal yang tidak pernah dibayangkan, khayalan iseng yang dulu membayangkan kau pergi itu benar-benar terjadi. Lucu, tapi menyadarkan aku untuk tidak macam-macam dengan pikiran.
Hari ini tanggal 3 Januari 2020. Jumat perdana di tahun Baru 2020.
Minggu awal yang berat. Bukan untuk masalah percintaan saja, tapi semua hal. Kebakaran besar di benua sebelah, ribuan hewan terpangggang. Sedih! Negara seberang juga menghadapi virus yang menjalar ke luar negaranya. Dunia pun was-was.
Namun apa dayaku memikirkan orang lain, sedangkan hati ini tidak karuan? Ya Tuhan, biarkanlah minggu pertama ini berjalan dengan kuat. Hanya itu pintaku, kuatlah hati ini!
Pukul 10.05 WIB, sebuah notifikasi berbunyi dari ponselku. Namun tak ku tanggapi, ah palingan hanya dari chat grup. Tidak penting.
Berlalu sampai siang, ponselku tergeletak begitu saja di meja kerja. Aku sibuk menonton video favoritku dan mencari bahan tulisan untuk kerja. Dan tetiba tanganku iseng, ingin stalker Instagram kamu.
Betapa terkejutnya, ketika ada pesan dari kamu.
"Halo"
Berdesir jantungku. Aku terdiam sejenak, apakah aku berhalusinasi karena lapar?
Ternyata benar, ini pesan dari kamu yang menyapa di Jumat siangku.
"Hi. Apa kabar?"
Tak selang lama kemudian, balasan dari kamu datang mengabari badanmu tak enak dan belum makan. Refleks diriku menekan ikon telfon dan langsung berjalan cepat ke luar. Bucin!
Bayangkan saja, membayangkan kamu sakit saja Jumat ku langsung goyah. Padahal aku minta kepada Tuhan untuk kuat di hari Jumat ini. Sepertinya Tuhan enggan mendengar doaku kali ini.
Setelah telfon di Jumat siang itu, kita lanjut berkirim pesan melepas rindu. Aww, wajah memerah menahan rindu tak bisa lenyap di wajahku. Senyum-senyum sendiri bibirku tatkala baca pesan dari kamu.
Sejenak aku lupa jika kita sedang terluka. Tapi tidak apa, aku ingin Jumat ini tersenyum cerah, walau di luar sedang mendung dan akan hujan deras.
Ah, yang penting rinduku sampai....
Pertayaan itu kutulis besar-besar di kertas dan tertempel tegap di dinding kamarku. Sebuah cara untuk menyembuhkan diri dari luka yang diukir sendiri.
Satu hal yang tidak pernah dibayangkan, khayalan iseng yang dulu membayangkan kau pergi itu benar-benar terjadi. Lucu, tapi menyadarkan aku untuk tidak macam-macam dengan pikiran.
Hari ini tanggal 3 Januari 2020. Jumat perdana di tahun Baru 2020.
Minggu awal yang berat. Bukan untuk masalah percintaan saja, tapi semua hal. Kebakaran besar di benua sebelah, ribuan hewan terpangggang. Sedih! Negara seberang juga menghadapi virus yang menjalar ke luar negaranya. Dunia pun was-was.
Namun apa dayaku memikirkan orang lain, sedangkan hati ini tidak karuan? Ya Tuhan, biarkanlah minggu pertama ini berjalan dengan kuat. Hanya itu pintaku, kuatlah hati ini!
Pukul 10.05 WIB, sebuah notifikasi berbunyi dari ponselku. Namun tak ku tanggapi, ah palingan hanya dari chat grup. Tidak penting.
Berlalu sampai siang, ponselku tergeletak begitu saja di meja kerja. Aku sibuk menonton video favoritku dan mencari bahan tulisan untuk kerja. Dan tetiba tanganku iseng, ingin stalker Instagram kamu.
Betapa terkejutnya, ketika ada pesan dari kamu.
"Halo"
Berdesir jantungku. Aku terdiam sejenak, apakah aku berhalusinasi karena lapar?
Ternyata benar, ini pesan dari kamu yang menyapa di Jumat siangku.
"Hi. Apa kabar?"
Tak selang lama kemudian, balasan dari kamu datang mengabari badanmu tak enak dan belum makan. Refleks diriku menekan ikon telfon dan langsung berjalan cepat ke luar. Bucin!
Bayangkan saja, membayangkan kamu sakit saja Jumat ku langsung goyah. Padahal aku minta kepada Tuhan untuk kuat di hari Jumat ini. Sepertinya Tuhan enggan mendengar doaku kali ini.
Setelah telfon di Jumat siang itu, kita lanjut berkirim pesan melepas rindu. Aww, wajah memerah menahan rindu tak bisa lenyap di wajahku. Senyum-senyum sendiri bibirku tatkala baca pesan dari kamu.
Sejenak aku lupa jika kita sedang terluka. Tapi tidak apa, aku ingin Jumat ini tersenyum cerah, walau di luar sedang mendung dan akan hujan deras.
Ah, yang penting rinduku sampai....
Komentar
Posting Komentar