Langsung ke konten utama

Dari Jumat ke Jumat: Siapa kamu?

Semua perlengkapan liputan sudah siap. Kamera, tripod, dan lainnya sudah aku susun. Kita berangkat siang itu menuju presscon di mal Jakarta.

Seperti biasa, tidak ada yang spesial. Aku dan tim datang, merekam semua yang diperlukan dan balik pulang.

Namun entah kenapa, di hari itu perasaanku terasa berbeda. Sebelum berangkat jantungku sudah berdebar tidak karuan. Apakah aku sakit jantung? Ya Tuhan, janganlah!

Serius, semenjak pagi aku merasa jantungku berdebar tidak karuan. Apa yang akan terjadi hari ini?

Tatkala sedang acara, dari kejauhan masuklah seorang perempuan berjilbab coklat dengan kemeja hitam kotak-kotak. Dengan santai dia melewatiku dan menyapa ramah beberapa orang di dalam.

Wajahnya bulat, badannya tidak terlalu tinggi dan berpipi yang cukup berisi. Satu hal yang menarik adalah alis matanya yang menghiasi sorot matanya yang tajam. Hei, kenapa aku memperhatikanmu sedetail ini?

Ah ....Aku harus fokus! 

Kenapa aku harus memperhatikanmu? Tidak, kali ini aku akan bekerja seperti biasa. Ini hanyalah ketertarikan biasa saja. Aku mencoba meyakinkan hatiku.

Aku berkeliling ruangan, mengambil gambar dan video. Dan lagi, beberapa detik mataku kembali mengarah kepadamu. Siapa pemilik mata yang tajam itu?

Dia duduk 5 meter dari arahku. Sesekali aku sengaja mengambil gambar dekat dengan tempat duduknya untuk melihat matanya lebih dekat. Namun lagi-lagi jiwaku bergetar tidak karuan saat beberapa langkah mendekat ke arah kamu.

Tidak ingin kehilangan kesempatan, aku pun mencoba lagi menatap si pemilik mata itu. Sial! Kenapa mataku tidak sanggup bertemu dengan matanya?

Sesaat kau menoleh kepadaku, spontan kepalaku berputar ke arah yang lain. Hey kepala, kenapa kali ini kau tidak bisa diajak bekerja sama?

Sial! Sial! Sial!

Ada apa denganku? Kenapa tetiba aku tertarik untuk mengetahui siapa kamu? Apakah jantung ku bergetar tidak karuan sebagai pertanda aku akan bertemu dengan kamu?

Sembari aku mengutuk diriku yang enggan diajak bekerjasama, tak terasa acarapun semakin usai.

Semua orangpun bubar dan aku melihat kamu sudah bersiap-siap akan pergi. Sesaat aku sedang memperhatikan kamu, tetiba matamu bertemu dengan mataku. Aku terdiam.

Beberapa detik aku terdiam.
Aku harus apa? Sial, aku tidak pernah berlatih dalam kondisi seperti ini.

Aku sanggup naik gunung tinggi, aku sanggup berhari-hari touring dan survival di hutan. Namun dalam kondisi ini, aku tidak pernah berlatih dan kehilangan arah.

Spontan saja wajah yang tidak bisa diajak bekerjasama ini melempar senyum kepadamu. Namun sepertinya kau tidak melihat wajah kaku ini tersenyum.

Wahai, tahukah kamu jika kakiku ini goyah dan jantungku berdebar tidak karuan saat mata kita bertemu?

Kau melangkah keluar, aku pun segera menuju ke arahmu. Tapi sesaat sudah dekat, tubuh ini kembali enggan bekerjasama denganku. Aku melewatimu begitu saja.

Sial!
Sial!
Sial!
Sial!
Sial!
Sial!


Tapi setidaknya mataku menangkap ID dan matamu sesaat. Aku akan cari tahu siapa kamu.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

Jelong-jelong ke Dua di Cebu, Filipina

Fort San Pedro di Cebu, Filipina Memasuki hari ke dua di Cebu, Filipina. Kegiatan kita hari adalah berkunjung ke sebuah pabrik olahan buah tropis bernama Profood International Corporation. Perusahaan ini memiliki tur bagi wisatawan yang penasaran dengan cara kerja perusahaan yang bergerak dalam pengeringan buah ini. Siapapun yang ingin datang bisa saja dan harus booking seminggu sebelum kedatangan. Tepat jam 5 gue bangun berkat alarm roomate gue, Riska yang membahana. Dengan tubuh pegal warbiasah gue mandi, shalat dan bersiap untuk sarapan di restoran hotel. Kita berangkatlah dengan minibus menuju Mango Factory ini. Sesampai disana kita langsung di ajak keliling mengintip tempat produksi. "No camera guys!" Yah, pada kali ini kita harus menggunakan mata dan telinga langsung. Perusahaan memiliki kebijakan untuk wisatawan agar tidak mengambil gambar di kawasan produksi. Supaya nggk di intip sama saingan kali ya? Kita masuk ke dalam ruang produksi. Gue meli...

segitiga ituu....*mikirr

Suka duka jadi anak kos itu pasti adalah ya,  dimana kadang kala kita harus makan nasi putih aja, nggak mandi kuliah karena lampu mati *otomatis air juga ikutan mati, makan bareng dan sebagainya. Sebagai anak kos yang baru berumur setampuk pinang, yaa sekitar 8 bulan kurang lah, gue mengalami berbagai hal yang bisa jadi pernah dialami oleh cewek kos lainnya. Awal-awal masuk ke dalam kos-kosan gue cukup terkejut karena gue harus ngurus semua hal sendiri, mulai soal makan, nyuci baju semua hal pokoknya sampai masalah uang. Gue merupakan mahasiswa yang hadir karena beasiswa, soo Indonesia teerimakasih telah membiayai gue. Ehh, ngelantur kemana ini. Di kosan gue ada beberapa kamar mandi dan satu lahan buat ngejemur baju. Dimana berbagai hal menyangkut urusan cewek terjemur disana, mulai dari luar sampai dalam *silahkan dicerdasi yaaaa Di daerah kamar mandi, ini gue berikan sedikit gambaran. Ada dua kamar khusus untuk mandi, dan 2 kamar khusus BAB. Nah kamar-kamar in...