Langsung ke konten utama

Dari Jumat ke Jumat: Siapa kamu? (5)

Puluhan Jumat berlalu begitu saja. Jiwa ku kembali tenang dan tidak ada lagi gejolak yang berarti. Dan kau pemilik mata, yang namanya saja bibirku bergetar menyebutnya, semoga kau berbahagia selalu.

Semenjak malam itu aku sadar, bahwa kita berada di dua dimensi yang belum pernah kita pertemukan. Dimensi yang kita paksa untuk tidak bertemu, karena kondisi yang ada.

Tapi tidak masalah, aku menikmati setiap getaran yang kau berikan. Terkadang aku menyesali pertemuan mata kita kala itu. Toh, akhirnya kita juga memisahkan mata ini dan pura-pura tidak tahu kan?

Aku ralat, bukan 'kita', tapi hanya aku seorang. Sedih juga ya bila diceritakan detail seperti ini?

Tapi tidak masalah, kok. Berlalu sudahlah berlalu. Aku menikmati duniaku yang penuh misteri ini. Bagaimana dengan kamu?


--

Selamat Tahun Baru!

Minggu ini festival yang mempertemukan kita dahulu diadakan kembali. Dan telah aku garis bawahi bahwa kita hanyalah dua manusia yang terlibat urusan kerja.

Dalam kesempatan itu kita bertemu setelah di sekian Jumat perdana pertemuan kita. Aku sangat bersemangat!

Sebelum berangkat, sebelum ke luar dari pintu rumah. Aku bergumam dalam hati, bahwa kita adalah rekan kerja. Kita rekan kerja!

Asal kamu tahu, jantungku berdetak sangat kencang di hari itu. Tap detik menjelang kitabertmeu darahku berdesir tidak karuan. Kenapa aku seperti in? Hey otak! Kau tidak akan bertemu dengan wanitamu, kau bertemu dengan rekan kerja! Rekan kerja!

Detik-detik semakin dekat. Dari kejauhan aku bisa melihatmu. Kau bermain dengan ponselmu, menunduk menyembunyikan wahai dua bola mata itu.

Beberapa detik aku berdiam diri sebelum mendekat kepadamu. Entah kenapa langkah ku terhenti dan mataku tertuju kepadamu. Dari jauh, hanya dari jauh.

Ku tekankan lagi dalam hati, bahwa ini pertemuan rekan kerja.

Hanya rekan kerja!


Aku kembali menatapmu. Tatapan yang tidak akan pernah aku perlihatkan kepadamu. Tatapan yang saat itu, aku menggunakan hati. Tatapan yang hanya aku persiapkan untuk kamu, tanpa kamu tahu.

Ku tarik nafas dalam-dalam. Aku siap langkahkan kakiku menuju ke arahmu.

Beberapa langkah lagi mata itu akan bertemu denganku. Mata yang menghantuiku Jumat ke Jumatku, mata yang mengacaukan jiwaku.

Kau melambaikan tangan!

Baik hati dan otakku, ayo kita bekerjasama kali ini. Jangan kau kacaukan niatku untuk bertemu si pemilik mata itu. Jangan!

Detik itupun datang, 5 langkah lagi aku akan menatapmu.

Dan....... Aku tidak bisa lagi menahan mataku untuk tidak menatap matamu. Biarkan mataku menatapmu lebih lama saat ini.

Bolehkah, mata itu nanti ku tatap lagi?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJKJ: Yang Datang Tiba-tiba (5)

Runtuh semua pertahananku. Runtuh seruntuh-runtuhnya Hati yang ku larang untuk rindu, kembali bergejolak. Sakit, sangat sakit! Malam itu aku tumpahkan semua umpatan yang ada di kepalaku.  Semua binatang yang menjadi tujuan ku lontarkan ke udara. Anjing! Malam itu aku menangis sejadi-jadinya. Sesak! Sangat sesak!   Hatiku serasa dicabik-cabik oleh kenyataan bahwa aku belum bisa lepas dari bayangan dia sedangkan otakku ingin meraih dekapan lain. Tapi hati tidak bisa berbohong otakku tak bisa mengalahkan hati yang terpaut sakit dan waktu. Hati ini terlalu lama dikekang satu bayangan hingga dia untuk berpindah butuh waktu, Ku tarik nafas dalam-dalam dan coba menenangkan hati. Tuhan, aku tak sanggup menahan sakit seperti ini lebih lama! Aku tak ingin membawa orang lain terlibat dalam kekacauan ini.   Aku harus melepas semua ini pergi. Tak terkecuali! Aku ingin hidup tenang Tuhan! Aku ingin hidup tenang! Ku raih ponsel yang baru saja ku hempaskan dengan kasar ke dinding kamarku...

Jelong-jelong ke Dua di Cebu, Filipina

Fort San Pedro di Cebu, Filipina Memasuki hari ke dua di Cebu, Filipina. Kegiatan kita hari adalah berkunjung ke sebuah pabrik olahan buah tropis bernama Profood International Corporation. Perusahaan ini memiliki tur bagi wisatawan yang penasaran dengan cara kerja perusahaan yang bergerak dalam pengeringan buah ini. Siapapun yang ingin datang bisa saja dan harus booking seminggu sebelum kedatangan. Tepat jam 5 gue bangun berkat alarm roomate gue, Riska yang membahana. Dengan tubuh pegal warbiasah gue mandi, shalat dan bersiap untuk sarapan di restoran hotel. Kita berangkatlah dengan minibus menuju Mango Factory ini. Sesampai disana kita langsung di ajak keliling mengintip tempat produksi. "No camera guys!" Yah, pada kali ini kita harus menggunakan mata dan telinga langsung. Perusahaan memiliki kebijakan untuk wisatawan agar tidak mengambil gambar di kawasan produksi. Supaya nggk di intip sama saingan kali ya? Kita masuk ke dalam ruang produksi. Gue meli...

segitiga ituu....*mikirr

Suka duka jadi anak kos itu pasti adalah ya,  dimana kadang kala kita harus makan nasi putih aja, nggak mandi kuliah karena lampu mati *otomatis air juga ikutan mati, makan bareng dan sebagainya. Sebagai anak kos yang baru berumur setampuk pinang, yaa sekitar 8 bulan kurang lah, gue mengalami berbagai hal yang bisa jadi pernah dialami oleh cewek kos lainnya. Awal-awal masuk ke dalam kos-kosan gue cukup terkejut karena gue harus ngurus semua hal sendiri, mulai soal makan, nyuci baju semua hal pokoknya sampai masalah uang. Gue merupakan mahasiswa yang hadir karena beasiswa, soo Indonesia teerimakasih telah membiayai gue. Ehh, ngelantur kemana ini. Di kosan gue ada beberapa kamar mandi dan satu lahan buat ngejemur baju. Dimana berbagai hal menyangkut urusan cewek terjemur disana, mulai dari luar sampai dalam *silahkan dicerdasi yaaaa Di daerah kamar mandi, ini gue berikan sedikit gambaran. Ada dua kamar khusus untuk mandi, dan 2 kamar khusus BAB. Nah kamar-kamar in...