Semenjak hari itu, aku berusaha tidak memikirkan kamu lagi. Semoga kau selalu bahagia, wahai pria yang tersenyum.
Hari-hari pun berlalu dengan santai. Kucing kos tidak lagi buang hajat di sepatuku. Dia bergeser tempat ke depan pintu kamarku.
Bisa bayangkan, betapa marahnya aku saat menemukan alas kakiku berbau pesing dan berair?
Berbulan-bulan sudah, Jumat terus bergilir. Ku disibukan dengan pekerjaan dan kisah romansa yang tidak kunjung selesai.
Di suatu malam, saat aku sedang menikmati semangkok mie instant. Sebuah notifikasi DM muncul di ponsel ku. Tapi tidak langsung aku buka. Mana ada manusia yang rela meninggalkan semangkok Indomie telur plus bon cabe level 50 dan segelas es teh manis, bukan?
Setelah perutku membundar kekenyangan, ku raihlah ponsel dan lihat beberapa DM masuk. Dan ada salah satu akun komunitas yang tidak ku kenal sama sekali menanyakan keberadaanku. Siapa nih?
"Hallo mba. Namaku adalah ini. Aku butuh informasi bla bla bla...."
Oh ternyata membahas pekerjaan. Baik. Aku balas dengan cara profesional. Setelah selesai dengan basa-basi pekerjaan, kami pun mengakhiri percakapan pekerjaan yang melelahkan itu.
Beberapa hari kemudian, akun yang sama pun kembali menanyakan beberapa informasi dan kita bertukar kontak Whatsapp. Dia pun langsung mengirim pesan ke WA dan ku simpanlah nomornya.
Oke ceritanya tidak berhenti di situ.
Saat aku lihat profil WA, ingin ku melompat histeris. Secara spontan aku menutup mulutku yang hampir berteriak. Ini foto dia!
INI FOTO SI PRIA TERSENYUM!
Kenapa nomor ini bisa mengggunakan foto dia? Tunggu...
Tunggu
Tunggu
Tunggu
Tunggu
Tunggu
Tunggu
Tunggu.....
Biarkan aku tenang sejenak. Kenapa nomor ini menggunakan foto pria tersenyum?
KENAPA?
Baik, otakku yang tidak cerdas. Tolong tenangkan diri kamu ya. Tolong kamu sadari, bahwa kontak yang kamu simpan adalah orang yang kamu cari-cari selama ini. Paham?
Setelah menyadari itu, senyum semringah tidak lepas dari bibirku.
Hari itu hari Jumat. Aku menemukan kamu. Bukan, semesta mempermudah aku menemukan kamu.
Dengan langkah yang sangat ringan, aku pulang ke kosan. Ku temukan alas kakiku basah oleh air bewarna kekuningan.
Huuff.. Mana kucing nakal itu? Ingin aku peluk dan ciumi dia.
Komentar
Posting Komentar